Airlangga Sebut ASEAN Harus Terintegrasi ke Negara Lain, Terutama Kanada

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa ASEAN sebagai kawasan harus terintegrasi dengan kawasan-kawasan lain di dunia.

Menurut Airlangga Kanada menjadi salah satu negara dari kawasan Indo-Pasifik, di mana posisi ASEAN adalah sentral. Dengan adanya Kanada menjadi mitra wicara strategis bagi ASEAN, maka hal ini menjadi salah satu penerapan elemen ASEAN Outlook on Indo-Pasific (AOIP).

“Implementasi elemen AOIP akan menjadikan ASEAN mampu menjalin kerja sama inklusif bagi terciptanya perdamaian dan kemakmuran Bersama,” terang Airlangga dalam keterangannya, Jumat, 11 Oktober.

Airlangga menyampaikan kanada sebagai halaman depan (front yard) Amerika memiliki potensi yang sangat besar, antara lain pengembangan teknologi energi bersih, pendidikan, mineral kritis dan akses pasar ke Amerika.

Pada kesempatan tersebut, di hadapan Perdana Menteri Trudeau dan seluruh Pemimpin negara ASEAN, Airlangga menyampaikan gagasan inovatif untuk meningkatkan kerja sama ASEAN dengan Kanada ke depan.

Menurut Airlangga pertama, yaitu peningkatan kerja sama ekonomi dengan mengadopsi teknologi transisi bersih atau clean technology yang banyak berkembang di Kanada. Dimana Kanada diharapkan sebagai mitra strategis ASEAN untuk mengembangkan teknologi energi bersih melalui pendanaan dan alih teknologi.

Lebih lanjut, Airlangga mendorong kerja sama teknologi transisi energi, seperti Small Modular Reactor (SMR) dan bahan bakar berbasis kelapa sawit.

Adapun, SMR adalah teknologi energi nuklir skala kecil menengah yang saat ini mulai banyak dikembangkan di dunia sebagai sumber bersih yang lebih murah dan aman. Indonesia sendiri sudah mulai melakukan asesmen SMR.

Selain itu, Airlangga mengharapkan penyelesaian perundingan perdagangan bebas. “Perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas antara Kanada dan ASEAN perlu segera diselesaikan tahun depan, guna meningkatkan akses pasar dan memperkuat rantai pasok global, termasuk mineral kritis (critical minerals),” ungkap Airlangga.

Airlangga menyampaikan yang kedua, yaitu kerja sama di bidang ketahanan pangan. Di tahun 2023, ASEAN dan Kanada menyepakati ASEAN-Canada Joint Leaders' Statement on Strengthening Food Security and Nutrition in Response to Crises yang menjadi dasar komitmen bersama penguatan ketahanan pangan dan gizi. Sebagai tindak lanjut, Kanada telah membuka Indo-Pacific Agriculture and Agri-Food Office (IPAAO) di Manila.

“Perlu dimanfaatkan untuk mendorong kerja sama yang konkrit, termasuk kolaborasi teknologi pertanian dan sistem pangan berkelanjutan guna memastikan kelancaran pasokan pupuk,” tutur Airlangga.

Adapun, pertemuan KTT Khusus ASEAN-Kanada berhasil mengadopsi Joint Leaders' Statement on Enhancing ASEAN Connectivity and Resilience sebagai komitmen untuk memperkuat konektivitas dan ketahanan kawasan.

Untuk diketahui hubungan ekonomi ASEAN dan Kanada secara umum mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir meskipun turut terdampak oleh Pandemi Covid-19 di tahun 2020 dan perlambatan perekonomian di tahun 2023.

Adapun nilai total perdagangan Kanada dan ASEAN tercatat sebesar 20,27 miliar dolar AS di tahun 2023, naik dari 17,15 miliar dolar AS di tahun 2019. Investasi Kanada ke ASEAN juga menunjukkan performa relatif stabil, yaitu pada kisaran 3 miliar dolar AS hingga 4 miliar dolar AS, kecuali di tahun 2022 sebesar 825 juta dolar AS.