Pramono Usai Debat Perdana Pilgub: Awalnya Underdog, Tapi Akhirnya Diterima Warga
JAKARTA - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung, mengklaim dirinya dan calon Wakil Gubernur Rano Karno mendapat lebih banyak simpati masyarakat usai debat perdana Pilgub Jakarta yang digelar semalam.
Pramono mengaku mendapat banyak dukungan dari para relawan yang ikut hadir, maupun sejumlah warga yang bertemu dengannya. Ia yakin visi misi program yang diutarakan dalam debat diterima masyarakat.
"Mungkin karena bersimpati dan juga awalnya menduga saya underdog, kan begitu. Tapi dalam debat kemarin, banyak pesan yang akhirnya diterima secara clear oleh warga masyarakat," kata Pramono di Kedoya Utara, Jakarta Barat, Senin, 7 Oktober.
Sehari setelah penyelenggaraan debat, Pramono kembali blusukan ke sejumlah titik dan "belanja" masalah dengan warga. Padahal, Mantan Sekretaris Kabinet ini mengakui debat kemarin membuat energinya terkuras.
"Sudah enggak tahu lagi waktu untuk liburan. Walaupun debat kemarin juga memakan pikiran, tetapi hari ini saya sudah pulih lagi dan menurut saya. Respons publik, saya juga cek tadi ketika menyampaikan bersama masyarakat, banyak masyarakat yang mengapresiasi apa yang pada debat semalam," urai Pramono.
Baca juga:
- Ukraina Tangkis Serangan Rudal Khinzal Rusia di Kyiv Saat Jam Sibuk Senin Pagi
- Keluarga Sandera Israel di Gaza Bunyikan Sirine 2 Menit di Kediaman PM Netanyahu
- Bukan Cuma Bocor, Banyak Tikus di Rumah Dinas Anggota DPR
- 2 Warga China Tewas dalam Ledakan Serangan Separatis di Dekat Bandara Karachi Pakistan
Dalam kegiatan blusukan hari ini, Pramono menampung keluhan masyarakat yang tak masuk sebagai penerima bantuan sosial (bansos). Padahal, mereka tergolong keluarga tak mampu.
Dari kondisi tersebut, Pramono menilai perlu adanya perbaikan pendataan dan verifikasi penerima bansos agar anggaran daerah yang dialokasikan bisa lebih tepat sasaran.
"Jadi problem utamanya hampir di semua daerah kelihatan banget kalau pendataan, baik itu urusan KJP (Kartu Jakarta Pintar) maupun untuk lansia. Terlihat sekarang ini memang kelihatan ada masalah," jelas Pramono.
"Sehingga perlu ada penanganan yang serius terhadap data-data yang ada," tambahnya.