Komandan Unit Elite Garda Revolusi Iran Brigjen Tak Bisa Dihubungi Sejak Serangan ke Beirut

JAKARTA - Komandan Pasukan Quds, unit elite Garda Revolusi Iran (IRGC) Brigjen Esmail Qa'ani yang melakukan perjalanan ke Lebanon setelah pembunuhan pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah bulan lalu dalam serangan udara Israel, tidak terdengar kabarnya sejak serangan di Beirut akhir minggu lalu, kata dua pejabat keamanan senior Iran.

Salah satu pejabat mengatakan kepada Reuters seperti dikutip 7 Oktober, Brigjen Qa'ani berada di pinggiran selatan Beirut, yang dikenal sebagai Dahiyeh, selama serangan yang dilaporkan menargetkan pejabat senior Hizbullah Hashem Safieddine, namun mengatakan Brigjen Qa'ani tidak menemui Safieddine.

Seorang pejabat Hizbullah mengatakan Israel tidak mengizinkan pencarian Safieddine dilanjutkan setelah mengebom pinggiran selatan Beirut pada Hari Kamis. Para pejabat mengatakan, kelompok itu hanya akan mengumumkan nasib Safieddine, salah satu calon penerus Nasrallah, setelah pencarian selesai.

Pejabat Iran tersebut mengatakan, Iran dan Hizbullah belum dapat menghubungi Qaani, yang ditunjuk oleh Teheran sebagai kepala Pasukan Quds, setelah Amerika Serikat membunuh pendahulunya Qassem Soleimani dalam serangan pesawat nirawak di Baghdad pada tahun 2020.

Israel diketahui telah menyerang beberapa target di Dahiyeh saat melancarkan kampanye melawan kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran.

Sementara itu, pejabat Iran kedua juga mengatakan Qaani telah melakukan perjalanan ke Lebanon setelah pembunuhan Nasrallah dan otoritas Iran belum dapat menghubunginya sejak serangan terhadap Safieddine, yang secara luas diperkirakan akan menjadi kepala Hizbullah berikutnya.

Terpisah, ketika ditanya tentang laporan Qaani mungkin telah tewas dalam serangan Israel di Beirut, juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Nadav Shoshani mengatakan hasil serangan tersebut masih dalam tahap penilaian.

Ia mengatakan, Israel telah melancarkan serangan akhir minggu lalu terhadap markas intelijen Hizbullah di Beirut.

"Ketika kami memiliki hasil yang lebih spesifik dari serangan itu, kami akan membagikannya. Ada banyak pertanyaan tentang siapa yang ada di sana dan siapa yang tidak," katanya dalam jumpa pers dengan wartawan.