Berkas Senior Aniaya hingga Tewas Santri Ponpes Az-Zayadiyy Sukoharjo Lengkap
JAKARTA - Kasus penganiayaan santri berujung kematian di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes) Az-Zayadiyy Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah memasuki tahap pelimpahan berkas ke pengadilan.
Kasi Intel Kejaksaan Negeri Sukoharjo Aji Rahmadi mengatakan, sebelum dinyatakan P21, berkas kasus penganiayaan hingga meninggal dunia dengan korban berinisial AKP (13) warga Solo sempat dikembalikan ke penyidik Polres Sukoharjo untuk dilengkapi.
"Ada perbaikan satu kali, baru dinyatakan lengkap pada Senin (30 September)," katanya di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis 3 Oktober, disitat Antara.
Selanjutnya, oleh jaksa berkas dakwaan tersebut dilimpahkan ke Pengadilan Negeri (PN) Sukoharjo. Ia mengatakan pelimpahan dilakukan hari ini.
Sementara itu, kata dia, pelaku penganiayaan berinisial MG (15) yang merupakan senior korban didakwa melanggar pasal primair 80 ayat 3 subsider 80 ayat 2 UU 35 Tahun 2024 tentang Perlindungan Anak.
Sebelumnya, Kapolres Sukoharjo AKBP Sigit mengatakan terkait dengan kronologi kejadian penganiayaan, berawal dari anak yang berlawanan dengan hukum tengah berjalan di lorong dan mencium bau rokok dari arah kamar Nomor 2.3.
“Kemudian anak yang bermasalah dengan hukum ini meminta rokok kepada salah satu anak kelas 2 atau kelas VIII. Namun anak itu nggak punya jadi nggak dikasih,” katanya.
Baca juga:
- Ingatkan Impunitas Israel, Qatar Tegaskan Apa yang Terjadi di Gaza Upaya Genosida
- Jadi Ketua MPR RI, Ahmad Muzani Ajak Pimpinan dan Anggota Hidup Sederhana Patuhi Konstitusi
- Kunjungi Daerah Terdampak Badai Helene, Biden Setujui 100 Persen Biaya Pemulihan Ditanggung Pusat
- Buruh Plastik di Tennessee AS Tersapu Banjir Gegara Bos Paksa Masuk Kerja saat Badai Helene
Selanjutnya, anak yang berlawanan dengan hukum tersebut meminta rokok ke anak lain dan diberikan dua batang rokok.
“Kemudian anak yang berlawanan dengan hukum ini marah dengan anak yang pertama dimintai rokok dengan menendang dan memukul sampai tidak sadarkan diri,” katanya.
Sejauh ini, kata dia, pelaku hanya satu orang yakni MG. Yang bersangkutan berasal dari Kabupaten Wonogiri.
“Jadi ini bukan perundungan, dari hasil pemeriksaan pelakunya satu, yaitu seniornya,” katanya.
Untuk pasal yang dikenakan 76 C jo 80 ayat 3 UU Nomor 17 Tahun 2016 tentang Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2016 dan menjadi UU pasal 341 ayat 3 pidana dengan ancaman 15 tahun penjara.