Korban Tewas Capai 41.638 Jiwa, Kepala UNRWA Sebut Agresi Israel di Gaza Mimpi Buruk Tak Berujung
JAKARTA - Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini mengatakan, agresi Israel berlangsung di Gaza sebagai mimpi buruk tak berujung, saat jumlah korban tewas terus bertambah.
Lazzarini menyampaikan itu di Kantor PBB usai pertemuan dengan perwakilan dari sejumlah negara.
Pejabat PBB tersebut mengatakan, "Gaza telah menjadi tidak layak huni, penduduknya menghadapi penyakit, kematian, atau kelaparan setiap hari," dikutip dari WAFA 2 Oktober.
Lazzarini menunjukkan "penduduk Gaza terjebak di 10 persen wilayah" di wilayah kantong tersebut setelah terus menerus bergerak "dalam mencari keselamatan yang tidak pernah mereka temukan."
Menurut Lazzarini, 620.000 anak tinggal di antara puing-puing rumah yang hancur di Gaza.
Ia mengatakan, selama pertemuannya dengan negara-negara anggota PBB di New York dan Jenewa, ia meminta mereka untuk menjadikan pendidikan sebagai prioritas bersama yang lebih dari sekadar kegiatan penyelamatan nyawa.
Diterangkannya, UNRWA telah mulai mengembalikan beberapa anak ke lingkungan belajar, meskipun lingkungannya tidak biasa dan kompleks.
Baca juga:
- Presiden Yoon: Korut akan Menghadapi Tanggapan Tegas Aliansi Korsel-AS Jika Coba Gunakan Senjata Nuklir
- Perdana, Korea Selatan Pamerkan Rudal Monster Hyunmoo-5 di Hari Angkatan Bersenjata
- Militer AS Kecam Manuver Jet Tempur F-35 Rusia Dekat F-16 saat Melakukan Pencegatan di Alaska
- Diplomat Korut Tepis Kemungkinan Kembalinya Diplomasi Personal dengan AS
"Kita tidak boleh lupa bahwa satu-satunya aset yang tidak pernah diambil dari Palestina adalah pendidikan. Mereka telah kehilangan banyak hal selama beberapa dekade terakhir, tetapi mereka tidak pernah kehilangan pendidikan, dan pendidikan pada dasarnya adalah sumber kebanggaan mereka," tambahnya.
Terpisah, sumber-sumber medis di Gaza mengatakan, korban tewas Palestina akibat agresi Israel sejak 7 Oktober 2023 telah melonjak menjadi 41.638 jiwa, sementara 96.460 orang mengalami luka-luka, mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.