Tindak Lanjut WWF ke-10, Basuki Pelajari Konservasi Danau Berkelanjutan di Jepang

JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melakukan kunjungan balasan ke Prefektur Shiga, atas undangan Gubernur Prefektur Shiga Taizo Mikazuki yang disampaikan saat World Water Forum ke-10 pada Mei 2024 lalu di Bali.

Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Jepang dalam pengelolaan sumber daya air serta mempelajari teknologi konservasi dan pengelolaan air yang telah diterapkan di Danau Biwa.

Basuki mengatakan, kedatangannya ke Prefektur Shiga adalah untuk mempelajari pengelolaan dan konservasi danau berkelanjutan di Danau Biwa, sebagai danau terbesar di Jepang dengan garis pantai sepanjang 270 kilometer (km).

Dia menambahkan, danau merupakan ekosistem unik yang beragam, kaya dan memiliki nilai tinggi dalam ekologi dan sosial-ekonomi. Perubahan iklim dan aktivitas manusia semakin mengancam danau yang menyimpan 87 persen dari air tawar permukaan cair di Bumi.

Namun, saat ini kondisi danau di seluruh dunia dalam bahaya. Oleh karena itu, diperlukan tindakan nyata dalam melindungi dan memulihkan danau secara global.

"Deklarasi Menteri di Forum Air Dunia ke-10 menyerukan pembentukan Hari Danau Dunia (World Lake Day) oleh Majelis Umum PBB. Hari Danau Dunia akan menjadi pengingat untuk terus mempromosikan agenda pengelolaan danau yang berkelanjutan di tingkat lokal, nasional, regional serta internasional," ujar Basuki dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin, 30 September.

Adapun di Indonesia, pengelolaan danau diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 60 Tahun 2021 tentang Penyelamatan Danau Prioritas Nasional. Melalui peraturan ini, kementerian terkait bekerja sama untuk menyelamatkan danau sesuai dengan peran dan kewenangan masing-masing, seperti normalisasi dan revitalisasi sungai serta pembangunan struktur pengendalian sedimentasi.

"Menindaklanjuti hal tersebut, kami mengeluarkan Permen PUPR Nomor 28 Tahun 2015 untuk menetapkan garis sempadan sungai dan danau guna menjaga fungsi danau dan sungai dari gangguan aktivitas di sekitarnya. Garis sempadan telah ditentukan di 8 dari 15 danau prioritas, sementara yang lainnya masih dalam proses," kata dia.

Di Jepang, Danau Biwa atau yang dikenal sebagai Danau Ibu merupakan sumber air utama di Jepang yang menyediakan perikanan dan air minum bagi 14 juta orang. Namun, danau ini mengalami tantangan besar karena pencemaran dan penurunan sumber daya akibat urbanisasi.

Untuk menjawab tantangan ini, Gubernur Shiga meluncurkan Tujuan Danau Ibu atau Mother Lake Goals (MLG) pada 2021 dan Peraturan Pencegahan Eutrofikasi serta mengelola beban sungai yang telah terbukti efektif dalam mengurangi pencemaran sejak 1970-an.

"Melihat keberhasilan Prefektur Shiga dalam mengelola Danau Biwa, saya berharap, kami bisa saling berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang cara mengelola danau dan menerapkannya di Indonesia," pungkasnya.