2 Kali Dalam Setahun Indonesia Rasakan Fenomena Equinox, BMKG: Matahari Terasa Terik
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan Indonesia akan merasakan pengaruh variasi suhu akibat fenomena astronomi Equinox sebanyak dua kali dalam setahun.
Deputi Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, fenomena Equinox hanya berlangsung dua kali dalam setahun yaitu pada 21 Maret dan 23 September.
“Saat periode tersebut, salah satu konsekuensinya membuat sinar matahari bersinar optimal di wilayah khatulistiwa. Sehingga terasa lebih terik,” kata dia di Jakarta, Kamis 26 September, disitat Antara.
Dia menuturkan, fenomena Equinox itu biasa dan akan terjadi secara berulang sebanyak dua kali setiap tahunnya.
Sejumlah wilayah di khatulistiwa bumi, termasuk Indonesia dapat merasakan pengaruhnya karena, menurut dia, saat periode tersebut titik semu matahari akan berada pada posisi yang melintasi khatulistiwa.
Namun, BMKG menegaskan fenomena Equinox tidak mengakibatkan peningkatan suhu udara secara signifikan (ekstrem) maupun perubahan musim permanen di wilayah Indonesia.
Baca juga:
- Ketua DPRD Dipanggil KPK Terkait Dugaan Korupsi di Pemkot Semarang
- Buat Kontrak Politik Janjikan Pemenuhan Hak Hunian, Warga Kampung Bayam Nyatakan Pilih Pramono di Pilgub Jakarta
- PDIP: Pergantian dan Pemecatan Tia dan Rahmad dari Anggota DPR karena Perselisihan Suara Pileg
- Angka Bunuh Diri di AS Melonjak, Senjata Api Paling Banyak Digunakan
Hasil pengamatan BMKG sebelum dan sesudah periode Equinox, mendapati variasi suhu harian maksimum pada siang dan suhu minimum pada malam hari di sejumlah daerah di Indonesia cenderung normal.
Guswanto menyebutkan, pengamatan dari Stasiun Meteorologi di Semarang mencatat suhu maksimum pada siang hari 36,2-36,6 Celsius (Agustus-September). Kemudian saat yang sama suhu minimum di Ruteng, Flores, Nusa Tenggara Timur sekitar 12,9 Celsius dan dan 15,0 Celsius di Jaya Wijaya, Papua.
Melalui penjabaran tersebut maka BMKG mengimbau masyarakat Indonesia untuk tenang, dan bijak merespon informasi seputar iklim dan cuaca dengan tetap meningkatkan kesiapsiagaan demi meminimalisir potensi risiko dinamika perubahan cuaca yang ada.