Kelompok Muslim AS Pilih Dukung Kamala Harris Meski Tidak Setuju Mengenai Kebijakan Perang di Gaza
JAKARTA - Kelompok advokasi Muslim Amerika Serikat Emgage Action pada Hari Rabu menyatakan mendukung calon presiden Partai Demokrat Kamala Harris, meskipun ada kekhawatiran yang berkelanjutan atas perang di Gaza, dengan mengatakan mantan Presiden Donald Trump menimbulkan bahaya yang lebih besar dengan janjinya untuk memberlakukan kembali pembatasan perjalanan yang memengaruhi negara-negara mayoritas Muslim.
Dukungan itu muncul di tengah persaingan ketat antara Harris dengan Trump jelang pemilihan 5 November.
"Meskipun kami tidak setuju dengan semua kebijakan Harris, khususnya tentang perang di Gaza, kami menghadapi pemilihan ini dengan pragmatisme dan keyakinan," kata CEO Emgage Wa'el Alzayat dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan pihaknya berusaha memberikan "panduan yang jujur kepada para pemilih kami terkait pilihan sulit yang mereka hadapi di kotak suara," melansir Reuters 26 September.
Emgage Action, yang mendukung Joe Biden pada tahun 2020, mengatakan pihaknya memobilisasi 1 juta pemilih Muslim dalam pemilihan tersebut.
Kelompok tersebut mengatakan dukungan terhadap Harris mencerminkan "tanggung jawab untuk mengalahkan Trump dan membela masyarakat terhadap apa yang akan menjadi kembalinya Islamofobia dan kebijakan berbahaya lainnya."
Tim kampanye Harris menyambut baik dukungan tersebut seminggu setelah blok pemilih besar lainnya, organisasi akar rumput pro-Palestina Uncommitted National Movement, mengatakan tidak akan mendukung Harris, Trump, atau kandidat pihak ketiga.
Harris sendiri telah memperoleh dukungan dari kelompok Muslim yang lebih kecil, termasuk Black Muslim Leadership Council Fund dan American Muslim Democratic Caucus.
Diketahui, pemilih Arab Amerika dan Muslim dapat memainkan peran yang menentukan dalam hasil di Michigan, Pennsylvania, Georgia dan negara-negara bagian medan pertempuran lainnya. Para pemilih ini membantu Presiden Joe Biden mengalahkan Trump pada tahun 2020 dengan ribuan suara.
Banyak kelompok Muslim, termasuk Emgage Action, telah mengkritik pemerintahan Presiden Joe Biden, di mana Harris merupakan petahana wakil presiden, atas dukungannya terhadap perang Israel di Gaza.
Meski demikian, Harris telah mendesak gencatan senjata segera dan kesepakatan pembebasan sandera di Gaza, dengan mengatakan dia mendukung hak Israel untuk membela diri serta hak Palestina untuk menentukan nasib sendiri.
Terpisah, tim kampanye Trump belum memberikan komentar langsung.
Baca juga:
- Pentagon Tegaskan AS Tidak Memberikan Dukungan Intelijen kepada Israel untuk Operasi di Lebanon
- Peringatkan Kenaikan Permukaan Laut Adalah Alarm Dunia, Menlu Retno: Jangan Tunda Lagi, Bertindak Sekarang
- Presiden Putin Ingatkan Barat, Rusia akan Gunakan Senjata Nuklir Jika Diserang dengan Rudal Konvensional
- AS dan Mitranya Bekerja Keras Hindari Perang Besar di Lebanon, Menlu Blinken: Risiko Eskalasi Sangat Serius
Tim kampanyenya telah mengadakan lusinan acara dengan warga Arab Amerika dan Muslim di negara bagian yang masih belum jelas arah politiknya dan merencanakan acara lain akhir pekan ini di Michigan, kata Richard Grenell, mantan penjabat direktur intelijen nasional Trump, minggu lalu.
Sebelumnya, Trump mengatakan ia akan memberlakukan kembali "larangan perjalanan" yang membatasi masuknya orang-orang dari daftar negara yang sebagian besar penduduknya Muslim ke Amerika Serikat.
Larangan itu langsung dicabut oleh Joe Biden tidak lama setelah Ia dilantik sebagai Presiden AS pada tahun 2021.