Kejagung Lelang 12 Mobil dan 3 Motor Aset 2 Terpidana DNA Pro
JAKARTA - Kejaksaan Agung (Kejagung) melelang aset milik dua terpidana perkara DNA Pro atas nama Stefanus Richard dan Muhammad Assad.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Harli Siregar memastikan hasil lelang tersebut dikembalikan kepada para korban investasi bodong tersebut.
"Barang rampasan yang dilelang berupa 12 unit mobil dan tiga unit motor dari dua terpidana," kataya saat dihubungi di Jakarta, Jumat 20 September, disitat Antara.
Ia mengatakan, Badan Pemulihan Aset Kejaksaan Agung bersama Kejaksaan Negeri Kota Bandung dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) telah melaksanakan kegiatan aanwijzing (penjelasan lelang) terhadap barang rampasan perkara tindak pidana.
Barang rampasan yang dilelang tersebut merupakan hasil dari tindak pidana pencucian uang atas perkara DNA Pro dengan terpidana Stefanus Richard dan Muhammad Assad.
Baca juga:
- 5 Anak Buah Kasatnarkoba Polresta Barelang di Kasus Raibnya Barbuk 1 Kg Sabu Diperiksa Tanpa Ditahan
- Cekcok Picu Polisi di Kentucky AS Tembak Mati Hakim di Dalam Gedung Pengadilan
- Rusia Ancam Bom Pasokan Energi Ukraina Jelang Musim Dingin, UE Datang Tawarkan Bantuan
- Jepang Minta Pelajarnya di China Dilindungi Maksimal Buntut Warganya Usia 10 Tahun Tewas Ditikam
Ia menjelaskan sebanyak 12 unit mobil dan tiga unit sepeda motor tersebut terjual Rp12,3 miliar, dengan rincian 11 unit mobil dan tiga unit motor milik terpidana Stefanus Richard terjual Rp11,1 miliar dari harga limit Rp8,1 miliar.
"Sementara untuk milik Muhammad Assad terjual sebesar Rp1,2 dengan nilai limit Rp789 juta, jadi ada kenaikan Rp418 juta," tuturnya.
Harli menambahkan hasil penjualan aset tersebut akan dikembalikan kepada para korban robot trading DNA Pro melalui asosiasi.
"Ini sesuai Putusan Pengadilan Negeri Bandung Nomor: 732/Pid.Sus/2022/PN.Bdg tanggal 13 Januari 2023," katanya.
Dalam kasus DNA PRO, ada 10 orang terdakwa berinisial JG, RK, R, YTS, EDP, DT, SR, RS, HAM, dan FYT. Mereka diduga telah melakukan tindak pidana penipuan dan/atau penggelapan dan/atau tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (ITE) dan/atau tindak pidana perdagangan dan atau pencucian uang dengan aplikasi DNA Pro.
Berdasarkan penyidikan Mabes Polri, tercatat ada sebanyak 122 korban penipuan DNA Pro yang mengalami kerugian dengan total hingga Rp17 miliar.