Berkomplot dengan Iran, Pengusaha Israel Minta Uang 1 Juta Dollar AS untuk Bunuh PM Netanyahu
JAKARTA - Polisi dan badan intelijen Israel menggagalkan rencana Iran untuk membunuh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pejabat teras lainnya.
Moti Maman, seorang pengusaha Israel berusia 73 tahun dari kota Ashkelon, diduga dua kali masuk ke Iran melalui Turki untuk bertemu dengan pejabat intelijen yang mengarahkan rencana jahat dari Teheran.
Diskusi tersebut diduga mencakup rencana potensial untuk menyerang Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, kepala intelijen Shin Bet Ronen Bar, dan mantan Perdana Menteri Naftali Bennett.
Dilansir ABC News, Kamis, 19 September, polisi dan Shin Bet mengatakan dugaan rencana tersebut dimaksudkan sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Hanieyh di Teheran pada Juli, di mana Iran menyalahkan Israel.
Pernyataan gabungan polisi dan Shin Bet juga menduga Maman membahas kemungkinan bertindak sebagai kurir uang bagi pihak lain di Israel, mencari kongsi Rusia dan Amerika untuk melenyapkan lawan-lawan Teheran di Eropa dan AS, dan merekrut "agen ganda" Mossad.
Maman disebut berkontak dengan pengusaha Iran yang bernama Eddie, pria bernama Hajjah sebagai agen intelijen Iran dan personel intelijen lainnya yang tidak disebutkan namanya.
Pria berusia 73 tahun itu disedbut melakukan perjalanan ke Iran dua kali – pada Mei dan Agustus 2024 – setelah pertemuan persiapan dengan perwakilan Eddie di Turki, yang pertama berlangsung di kota selatan Samandag pada April 2024.
Maman ‘diselundupkan’ melalui perbatasan Turki-Iran sebanyak dua kali, dan yang kedua “disembunyikan di dalam kabin truk,” kata pernyataan itu.
“Warga Israel meminta pembayaran di muka sebesar 1 juta dolar AS sebelum melakukan tindakan apa pun,” kata polisi dan Shin Bet.
Agen Iran menolak permintaannya dan memberitahunya mereka akan menghubunginya di masa depan.
Maman diduga menerima sekitar 558.000 dollar AS dalam bentuk euro karena menghadiri pertemuan dengan personel intelijen Iran.
Pihak berwenang mendakwa Maman pada 19 September.
Seorang pejabat senior Shin Bet menggambarkan kasus ini sebagai “sangat serius,” dan menyatakan penilaian keamanan “menunjukkan Iran akan melanjutkan upaya mereka untuk merekrut agen di Israel untuk pengumpulan intelijen dan melaksanakan misi teroris di Israel, termasuk mendekati individu dengan latar belakang kriminal untuk memenuhi tuntutan tersebut.