PM Netanyahu Bakal Copot Yoav Gallant, Nama Menlu Katz dan Gideon Sa'ar Disebut Jadi Calon Menhan Israel
JAKARYA - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berencana untuk memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant, mempertimbangkan untuk mengangkat Gideon Sa'ar bersiap memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan mempertimbangkan untuk menunjuk Pemimpin Partai New Hope Gideon Sa’ar sebagai gantinya, lapor Kan seperti mengutip seorang pejabat dalam biro perdana menteri.
Jika itu tidak berhasil, Sa'ar kemungkinan akan menerima mengisi poosisi Menteri Luar Negeri, sedangkan Israel Katz mengambil alih posisi Gallant, lapor Channel 12.
Ia juga mengklaim bahwa anggota Knesset dari New Hope Ze’ev Elkin dan Sharren Haskel mungkin akan ditawari jabatan menteri, seperti dikutip dari The Times of Israel 17 September.
Kantor Perdana Menteri membantah adanya negosiasi dengan Sa’ar, sementara seorang juru bicara Sa’ar mengklaim tidak ada "hal baru" dalam masalah tersebut.
Desas-desus PM Netanyahu akan menggantikan Gallant telah beredar selama berbulan-bulan, dengan Sa’ar menyangkal sejak awal Juli ia telah menerima tawaran yang akan membawanya kembali ke koalisi.
Ketika ditanya soal kesediannya menjadi menteri pertahanan di pemerintahan saat ini, Sa'ar tampaknya mengisyaratkan akan mempertimbangkan pilihan tersebut saat itu, menjawab ia tidak akan "mengikat tangan saya" dalam masalah tersebut.
Langkah pergantian menteri pertahanan dinilai akan menjadi kejutan besar bagi lanskap politik dan keamanan, terutama dengan ancaman perang habis-habisan antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon, seperti dikutip dari Reuters.
Ini bukan pertama kalinya PM Netanyahu mencoba memecat Gallant. Keduanya telah berselisih pendapat mengenai sejumlah kebijakan pemerintah dan, baru-baru ini, penanganan perang di Gaza, hingga ketentuan kemungkinan pembebasan sandera dan kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok militan Palestina Hamas.
Pada Bulan Maret 2023, Netanyahu memecat Gallant setelah ia memutuskan hubungan dengan pemerintah dan mendesak penghentian rencana yang sangat diperebutkan untuk merombak sistem peradilan. Hal itu memicu protes massa, dengan PM Netanyahu menarik kembali keputusannya.
Sa’ar sendiri ketika itu mengkritik keras PM Netanyahu karena memecat Gallant, dengan mencuit bahwa perdana menteri itu mendorong Israel "ke jurang."
Baca juga:
- Stoltenberg Sebut NATO Tidak akan Menjadi Pihak yang Berkonflik Jika Barat Izinkan Kyiv Menyerang Rusia
- Presiden Pezeshkian Bantah Iran Kirim Rudal Hipersonik untuk Kelompok Houthi Yaman
- Tersangka Upaya Penembakan Donald Trump Diduga Telah Berada di Kawasan Lapangan Golf Selama 12 Jam
- Presiden Pezeshkian Bilang Israel akan Mengebom Iran Jika Negaranya Tidak Miliki Rudal
"Alih-alih perdana menteri sibuk dengan kemenangan atas Hamas, memulangkan para sandera, dengan perang melawan Hizbullah, dan mengizinkan penduduk utara (yang dievakuasi) untuk kembali ke rumah mereka, ia malah sibuk dengan urusan politik yang tercela dan mengganti menteri pertahanan," tulis anggota parlemen berhaluan tengah Benny Gantz di media sosial.
Sementara, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir yang memimpin partai ultranasionalis dalam koalisi PM Netanyahu yang telah berbulan-bulan mengadvokasi penggantian Gallant, menyerukan itu sgera dilakukan.
"Kita harus menyelesaikan situasi di utara dan Gallant bukanlah orang yang tepat untuk memimpin ini," kata Ben Gvir mengacu pada kemungkinan eskalasi dengan Hizbullah.