BPS Ungkap Impor Beras Naik Paling Banyak dari Thailand

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat hingga Agustus 2024 impor komoditas pangan yaitu beras ke Indonesia mengalami kenaikan sebesar 121,34 persen.

Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan, Indonesia telah mengimpor beras sebesar 3,05 juta ton atau senilai 1,91 miliar dolar AS hingga Agustus 2024.

"Dengan memberikan andil sebesar 1,50 persen dari total nilai impor non migas Indonesia," ujar Pudji dalam Konferensi Pers, Selasa, 19 September.

Adapun berdasarkan negara asalnya, impor beras paling banyak berasal dari Thailand mencapai 1,13 juta ton atau senilai 734,78 juta dolar AS.

Kemudian, berasal dari Vietnam mencapai 0,87 juta ton, atau senilai 542,86 juta dolar AS. Sementara dari Pakistan mencapai 0,46 juta ton, atau sebesar 290,56 juta dolar AS.

Selanjutnya, volume impor beras dari Januari hingga Agustus 2024 mencapai 202,66 ribu ton.

Sementara itu, impor komoditas pangan seperti gandum dan meslin, gula, serta beras menyumbang 5,07 persen terhadap total impor non migas.

Pudji menjelaskan impor gandum dan meslin hingga Agustus 2024 sebesar 8,44 juta ton atau senilai 2,56 miliar dolar AS dengan andil sebesar 2,01 persen dari total impor non migas di Indonesia.

Adapun, impor gandum dan mesin paling banyak berasal dari Australia yang mencapai 2,27 juta ton atau senilai 707,39 juta dolar AS, Kanada sebanyak 1,82 juta ton atau sebesar 639,71 juta dolar AS, Argentina sebanyak 1,32 juta ton atau senilai 373,56 juta dolar AS.

Selanjutnya, volume impor gandum dan mesin dari Januari hingga Agustus 2024 mencapai 981,98 ribu ton.

Sedangkan itu, impor gula hingga Agustus 2024 sebesar 3,38 juta ton atau senilai 2,00 miliar dolar AS dengan andil sebesar 1,56 persen dari total impor non migas di Indonesia.

Adapun berdasarkan negara asalnya, impor gula paling banyak berasal dari Brasil sebesar 1,96 juta ton atau senilai 1,15 miliar dolar AS, Thailand sebanyak 0,89 juta ton atau sebesar 533,78 juta dolar AS, dan Australia sebanyak 0,42 juta ton atau sebesar 241,31 juta dolar AS.

Selanjutnya, volume impor gula dari Januari hingga Agustus 2024 mencapai 314,12 ribu ton.