Muhammadiyah Bentuk Dua Perusahaan untuk Kelola Tambang
JAKARTA - Ketua Tim Pengelola Tambang Muhammadiyah, Muhadjir Effendy menyampaikan kabar terbaru terkait pengelolaan tambang oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
Muhadjir menjelaskan, saat ini operasional tambang Muhammadiyah masih dalam tahap persiapan dan telah dibentuk tim yang akan menangani operasional tambang tersebut.
"Tambang sekarang ini sudah dibentuk tim yang saya sebagai ketua timnya, tapi saya dalam kapasitas itu bukan sebagai ahli tambang tetapi sebagai Ketua PP yang membidangi ekonomi," ujarnya di Jakarta, 11 September.
Ia menjelaskan, saat ini Muhammadiyah telah membentuk dua badan untuk mengelola tambang, antara lain perusahaan strategis (strategic company) yang akan berfungsi sebagai holding. Sementara badan kedua adalah perusahaan operasional atau operating company yang akan melibatkan para ahli berpengalaman di bidang tambang, termasuk ahli dari Muhammadiyah sendiri.
"Sudah kita bentuk dua badan, ada strategic corporation jadi korporasi strategic, company maksud saya, strategic company, kemudian yang ini akan menjadi holding. Kemudian nanti ada operating company," sambung dia.
Ia menambahkan, dalam mengelola tambang ini, pihaknya juga akan menggandeng lima fakultas pertambangan dari perguruan tinggi Muhammadiyah untuk melakukan survei awal terkait rencana pengelolaan tambang.
Ia juga memastikan pihaknya tidak terburu-buru dalam memutuskan pengelolaan tambang tersebut.
"Kita tidak akan terburu-buru untuk memutuskan. Kalau menerimanya iya, tapi kita siapkan dulu lah institusi di dalam Muhammadiyah," kata dia.
Muhadjir yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) ini menyebut Muhammadiyah juga sedang mempersiapkan struktur institusi, termasuk pembentukan holding strategic company, sebagai badan usaha milik Muhammadiyah.
Nantinya perusahaan itu akan berfungsi sebagai payung untuk kegiatan tambang, bukan langsung di bawah organisasi sosial.
"Operatingnya ini yang nanti akan bekerja sama dengan pihak kontraktor, termasuk yang melakukan survei awal untuk menentukan bagaimana kelayakan untuk pertambangannya sampai betul-betul bisnis planningnya mantap," tuturnya.
Baca juga:
Lebih lanjut, Muhadjir mengatakan pihaknya juga masih berfokus pada persiapan dan perhitungan potensi sumber daya manusia yang akan dimanfaatkan dalam pengelolaan tambang ini
Apalagi. Muhammadiyah memiliki 12 SMK dengan jurusan teknik pertambangan, 12 jurusan alat berat, 5 fakultas pertambangan, dan 10 jurusan teknik lingkungan.
"Saya kira kita akan hitung dulu, kita kumpulkan dulu kekuatan kita baru kemudian nanti kita atur," tandasnya.