Bangsa yang Telah Dapat Menghitung Rasi Bintang untuk Bercocok Tanam Sejak Zaman Dahulu
YOGYAKARTA - Dalam banyak peradaban kuno sebelum masehi, bintang-bintang memiliki peran penting dan kedudukan yang tinggi. Orang-orang pada masa lampau meyakini bintang-bintang di langit memberikan pengaruh dalam kehidupan mereka di bumi.
Salah satunya adalah untuk menentukan musim yang tepat dalam bercocok tanam. Dalam artikel ini kita akan ulas bangsa yang telah dapat menghitung rasi bintang untuk bercocok tanam.
Bintang-bintang sebagai Pedoman Nelayan dan Petani
Mereka meyakini bintang-bintang tersebut sebagai sebuah pola yang pada saat ini dikenal sebagai konstelasi atau rasi bintang yang menetap di suatu wilayah tertentu di langit. Bintang-bintang sejak zaman dahulu menjadi pedoman arah bagi nelayan saat di laut dan sering juga dimanfaatkan bagi petani untuk melihat kapan mereka mulai bercocoktanam.
Dikutip dari buku Menjelajahi Bintang, Galaksi, dan Alam Semesta (2008) yang ditulis oleh Gunawan Admiranto, pada zaman dahulu, manusia sudah membagi-bagi langit menjadi beberapa wilayah konfigurasi bintang. Karena manusia saat itu hidup pada zaman mitologi, alam pikiran mereka menganggap rasi-rasi bintang atau konstelasi bintang tersebut serupa dengan bentuk-bentuk yang ada dalam mitologi mereka.
Oleh sebab itu, pada saat ini kita mengetahui rasi-rasi Orion, Andromeda, Aquarius, Sagitarius, dan lainnya. Nama-nama rasi tersebut adalah nama-nama yang ada dalam mitologi Yunani. Bahkan, dari catatan yang tertulis pada tulisan paku yang dimiliki peradaban lembah sungai Efrat, pada tahun sekitar 4.000 SM, orang-orang dari masa itu sudah mengetahui rasi Leo, Taurus , dan Scorpio. Catatan tentang konstelasi pada zaman Yunani Kuno bisa ditemukan dalam karya sastrawan Homerus, sekitar abad ke-9 SM dan karya Aratus sekitar abad ke-3 SM.
Baca juga:
Bangsa yang Telah Dapat Menghitung Rasi Bintang untuk Bercocok Tanam
Bangsa Sumeria yang berada di Mesopotamia (sekarang Irak), menjadi salah satu bangsa pertama yang mencatat dan mengidentifikasi bintang. selanjutnya penelitian bangsa Sumeria dilanjutkan oleh bangsa Babilonia dan menciptakan roda zodiak pertama.
Bangsa Babilonia dan Yunani selanjutnya mengamati terdapat konstelasi di langit yang selalu dilewati planet-planet dan matahari atau ada di bidang ekliptika. Mereka pun memberi nama konstelasi-konstelasi ini zodiak atau lingkaran bintang-bintang. Mereka juga membagi daerah ekliptika ini menjadi 12 sebab planet dan matahari ada dalam satu zodiak selama satu bulan. Catatan mengenai rasi bintang ini bisa ditemukan dalam buku karya Ptolemaeus, Almagest, yang di dalamnya disebutkan 48 buah rasi bintang yang dikenal pada saat itu.
Sejak tahun 1928, International Astronomical Union (IAU) secara resmi mengumumkan 88 buah rasi bintang dan juga batas-batas rasinya untuk menghindari adanya “sengketa” wilayah antara satu rasi dengan yang lainnya. Pemetaan langit seperti ini bermanfaat untuk menentukan “alamat” bintang-bintang, galaksi, dan obyek langit lainnya sehingga kerja para astronom dalam penelitian astronomi menjadi lebih mudah.
Demikianlah ulasan tentang bangsa yang telah dapat menghitung rasi bintang untuk bercocok tanam. Semoga informasi ini bermanfaat. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.