Sebut Rusia Terima Rudal Balistik dari Iran, Menlu AS Blinken: Kemungkinan akan Digunakan dalam Beberapa Minggu

JAKARTA - Amerika Serikat pada Hari Selasa menyebut Rusia telah menerima rudal balistik dari Iran untuk perangnya di Ukraina, mengumumkan pemberlakukan sanksi baru terhadap kapal dan perusahaan yang dikatakannya terlibat dalam memasok senjata Iran ke Moskow.

Pada konferensi pers di London menjelang kunjungan ke Kyiv yang akan dilakukannya bersama Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan Washington telah secara pribadi memperingatkan Iran, menyediakan rudal balistik ke Rusia akan menjadi "eskalasi dramatis."

"Rusia kini telah menerima pengiriman rudal balistik ini, dan kemungkinan akan menggunakannya dalam beberapa minggu di Ukraina, melawan Ukraina," kata Menlu Blinken, mengutip intelijen yang katanya telah dibagikan dengan sekutu dan mitra AS di seluruh dunia, dilansir dari Reuters 11 September.

AS kemudian mengidentifikasi sembilan kapal berbendera Rusia yang dikatakannya terlibat dalam pengiriman senjata dari Iran ke Rusia, menunjuk mereka sebagai "properti yang diblokir" di bawah rezim sanksi Washington, menurut situs web Departemen Keuangan.

Departemen itu juga memberlakukan tindakan tambahan pada maskapai penerbangan Iran Air yang sebelumnya dikenai sanksi, serta perusahaan dan individu yang terlibat dalam kerja sama militer kedua negara, kata departemen itu dalam sebuah pernyataan.

Menlu Blinken juga mengatakan, Iran telah melatih puluhan personel militer Rusia untuk menggunakan sistem rudal balistik jarak dekat Fath-360, yang memiliki jangkauan maksimum 75 mil (121 km).

Rudal Iran dapat digunakan pada target yang lebih dekat, sehingga Rusia dapat menggunakan lebih banyak persenjataannya sendiri untuk target yang lebih jauh dari garis depan, kata Menlu Blinken.

Rusia, yang sebelumnya menandatangani pembatasan PBB terhadap Iran, juga berbagi teknologi yang diminta oleh Teheran, tambahnya.

"Ini adalah jalan dua arah, termasuk pada isu nuklir serta beberapa informasi ruang angkasa," kata Menlu Blinken.

Terpisah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kanaani pada Hari Selasa mengatakan di X, Iran memandang laporan tersebut sebagai "propaganda buruk" untuk menyembunyikan dukungan militer Barat kepada Israel.

Sebelumnya, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Hari Senin menolak untuk mengonfirmasi laporan tersebut, tetapi mengatakan kepada wartawan Rusia bekerja sama dengan Iran termasuk di area "paling sensitif".