Pendaftaran CPNS Diperpanjang dan Boleh Pakai Meterai Tempel

JAKARTA - Badan Kepegawaian Negara (BKN) memutuskan untuk memperpanjang pendaftaran  calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2024. Perpanjangan ini dilakukan setelah banyaknya keluhan calon pendaftar tidak bisa mengakses e-meterai Peruri.

Awalnya, berdasarkan jadawal pendafataran CPNS dibuka hingga hari ini Jumat, 6 September. Namun, diperpanjang hingga 10 September mendatang.

Mengutip Instagram @bknoidofficial Jumat, 6 Sepetember, para calon pelamar diminta untuk memanfaatkan kesempatan waktu perpanjangan pendaftaran tersebut dengan maksimal.

“Pendafataran CPNS 2024 diperpanjang hingga 10 September 2024, pukul 23.59 WIB.Untuk kelancaran proses pendaftaran, para pelamar #SeleksiCPNS2024 diminta tidak melakukan pendaftaran saat mendekati batas akhir waktu,” jelasnya.

Selain perpanjangan waktu pendaftaran, BKN juga memperbolehkan para calon pelamar untuk menggunakan materai tempel mulai tanggal 5 September pukul 20.00 WIB.

Adapun keputusan penggunaan materai tempel ini mengacu kepada Surat Kepala BKN 5915/B-SI.02.03/SD/E/24.

“Demi kelancaran pendaftaran, para pelamar #SeleksiCPNS2024 sudah dapat memilih menggunakan materai tempel atau e-meterai mulai sekarang. Jangan lupa untuk selalu cek sekali lagi sebelum submit atau resume,” tulis BKN.

BKN juga mengingatkan agar pelamar menggunakan materai asli. Sebab, jika menggunakan materai palsu maupun e-materai yang sudah digunakan dapat mengakibatkan TMS Seleksi Administrasi.

Diberitakan sebelumnya, para calon peserta seleksi CPNS 2024 membanjiri media sosial Instagram maupun X dengan keluhan e-meterai eror. Mereka mengeluhkan tidak bisa membeli e-meterai hingga saldo terpotong tetapi e-meterai tidak bisa digunakan.

Instagram resmi milik Peruri menjadi sasaran netizen untuk menyampaikan protesnya. Netizen ramai-ramai meluapkan emosi mereka di kolom komentar Instagram @peruri.indonesia.

Salah satunya akun dengan nama @bimatejakusuma. Ia mengaku bingung karena rakyat dipaksa untuk melek digital namun sistem pemerintah belum mendukung.

“Rakyat dipaksa digital, sistemnya sendiri belum siap. Lawak,” tulis dia dikutip VOI, Rabu, 4 September.

Keluhan juga disampaikan akun lainnya @fitriansyahbay. Dia mengatakan di era digitalisasi membeli e-meterai malah antre. Bahkan, Peruri menawarkan penggantian tetapi tidak 100 persen.

“Cuma di era 'digitalisasi' ini mau beli materai harus ngantri, out of stock, toko tutup dalam perbaikan, uangnya diambil barang belum ada, udah gitu ditawarin pengembalian tapi enggak 100 persen padahal bukan salah kita,” tulisnya.