Apa yang Terjadi Jika Harus Hidup dengan 1 Paru-Paru seperti Paus Fransiskus?
YOGYAKARTA - Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia selama tiga hari menarik perhatian banyak orang, khususnya umat Katolik. Dalam agenda dari tanggal 3-6 September 2024, Paus melakukan berbagai kegiatan penting seperti dialog lintas agama di Masjid Istiqlal dan memimpin misa akbar di GBK.
Paus Fransiskus adalah sosok pemimpin umat Katolik dunia yang menjadi panutan banyak orang. Paus dikenal sebagai sosok teladan dari berbagai aspek kehidupan. Salah satu yang bisa dijadikan pelajaran darinya adalah semangat hidup yang tinggi meski hanya memiliki satu paru-paru.
Paus Fransiskus hidup dengan satu paru-paru sejak usia muda. Meski memiliki kekurangan tersebut, namun Paus masih menjalani hidup dengan optimis dan melakukan banyak kegiatan positif sampai sekarang usianya 87 tahun.
Lantas bagaimana awalnya Paus Fransiskus memiliki satu paru-paru? Lalu apa yang terjadi jika hidup dengan 1 paru-paru?
Mengapa Paus Fransiskus Hanya Memiliki 1 Paru-Paru?
Mengutip dari Associated Press, Paus Fransiskus menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-parunya saat masih remaja, kemungkinan besar akibat infeksi. Pada masa itu, pengobatan antibiotik mungkin belum seampuh sekarang, terutama dalam mengatasi infeksi.
Untuk mencegah infeksi semakin parah, dokter mungkin memutuskan untuk melakukan pengangkatan paru-paru guna mencegah penyebarannya.
"Mungkin saat itu infeksinya sangat berat, atau mungkin sudah ada abses sehingga terjadi perdarahan," kata Dr John Belperio, pakar paru dari The David Geffen School of Medicine di UCLA, AS.
"Jika ada perdarahan berat di paru, hal utama yang harus dilakukan adalah melakukan reseksi atau pengambilan paru untuk menghentikan perdarahan," imbuhnya.
Menurut Dr. Ronald Crystal, seorang ahli paru dari New York Presbyterian, ada berbagai jenis bakteri yang dapat menyebabkan infeksi dan kerusakan parah pada jaringan paru-paru. Beberapa strain bakteri seperti Staphylococci adalah yang paling merusak dan dapat menghancurkan organ yang sensitif, sehingga dokter mungkin terpaksa mengangkat jaringan yang rusak untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Infeksi seperti pneumonia, infeksi jamur, atau tuberkulosis juga dapat menyebabkan kerusakan awal yang, jika tidak diobati, dapat berujung pada pengangkatan sebagian paru-paru. Operasi pengangkatan paru juga bisa dilakukan karena cacat bawaan sejak lahir.
Kondisi cacat dapat mengakibatkan kelainan pada jaringan paru atau pertumbuhan pembuluh darah yang tidak normal di alveoli, sehingga mengganggu pernapasan.
Untungnya, paru-paru memiliki kapasitas cadangan yang cukup besar. Dengan kemampuan tersebut maka kehilangan satu paru-paru tidak akan terlalu mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan.
Baca juga:
- Intip 5 Potret Chelsea Islan, Happy Salma, Merry Riana, dan Nadia Mulya Turut Sambut Kedatangan Paus Fransiskus
- 7 Tips Menghilangkan Kerutan di Dahi agar Wajah Kembali Mulus
- Pilu, Orang Tua Ayu Ting Ting Masih Tangisi Kepergian Baby Zoltan
- Habib Ja'far Puji Kesederhanaan Paus Fransiskus saat Tiba di Indonesia
Apa yang Terjadi Pada Orang dengan 1 Paru-Paru?
Manusia masih bisa bertahan hidup hanya dengan satu paru-paru dan tetap memiliki peluang untuk menjalani kehidupan yang normal. Paus Fransiskus dan atlet olahraga ekstrem Jothy Rosenberg adalah contoh nyata.
Namun, hidup dengan satu paru-paru dapat membatasi kemampuan fisik seseorang. Misalnya kemampuan seseorang dalam hal berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang berat.
Setelah kehilangan satu paru-paru, tubuh akan beradaptasi. Paru-paru yang tersisa kemungkinan akan sedikit mengembang untuk mengisi ruang kosong yang ditinggalkan oleh paru-paru yang diangkat.
Seiring waktu, tubuh juga akan menyesuaikan diri untuk mengompensasi kekurangan oksigen. Pemilik satu paru-paru juga harus belajar memperlambat aktivitas normal mereka hingga tingkat tertentu.
Meskipun seseorang yang menjalani pneumektomi atau operasi pengangkatan sebagian paru-paru dapat menjalani kehidupan normal, namun keterbatasan dalam aktivitas fisik tidak bisa diabaikan.
Proses pemulihan dan rehabilitasi paru-paru dapat membantu memperkuat paru-paru yang tersisa dan secara bertahap meningkatkan fungsi paru-paru mereka.
Salah satu tantangan yang dihadapi Paus Fransiskus adalah fungsionalitas paru-parunya yang lebih rendah dibandingkan mereka yang memiliki dua paru-paru. Kondisi ini membuatnya lebih rentan terhadap komplikasi seperti flu atau pneumonia.
Demikianlah ulasan mengenai apa yang terjadi jika hidup dengan 1 paru-paru seperti yang dialami oleh Paus Fransiskus. Manusia masih bisa hidup dan melakukan aktivitas meskipun di dalam tubuhnya hanya ada 1 paru-paru. Namun disamping itu mereka memiliki beberapa kelemahan. Baca juga mengapa Paus memilih nama Fransiskus.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.