Gedung Putih: Kami Tidak Ingin Melihat Israel Membela Diri, Tapi Jika Terjadi Kami akan Bantu
JAKARTA - Amerika Serikat telah bersiap menghadapi kemungkinan serangan besar oleh Iran atau proksinya di Timur Tengah minggu ini, kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby pada Hari Senin.
Kirby mengatakan, AS telah meningkatkan postur pasukan regionalnya dan berbagi kekhawatiran Israel tentang kemungkinan serangan yang didukung Iran, setelah negara itu dan kelompok militan Palestina Hamas menuduh Israel melakukan pembunuhan Kepala Biro Politik kelompok itu di Teheran bulan lalu.
"Kami berbagi kekhawatiran dan harapan yang sama dengan rekan-rekan Israel kami sehubungan dengan kemungkinan waktu di sini. Bisa jadi minggu ini," kata Kirby kepada wartawan, melansir Reuters 13 Agustus.
"Kami harus bersiap menghadapi kemungkinan serangan besar," katanya.
Israel telah bersiap menghadapi serangan besar sejak bulan lalu, ketika sebuah rudal menewaskan 12 anak muda di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, kemudian menanggapinya dengan membunuh seorang komandan senior Hizbullah di Beirut.
Sehari setelah operasi itu, Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Hamas, dibunuh di Teheran, yang memicu janji Iran untuk membalas dendam terhadap Israel.
"Kami jelas tidak ingin melihat Israel harus membela diri terhadap serangan gencar lainnya, seperti yang mereka lakukan pada bulan April. Namun, jika itu yang terjadi pada mereka, kami akan terus membantu mereka membela diri," tegas Kirby.
Baca juga:
- Minta Presiden Pezeshkian Iran Tidak Serang Israel, PM Inggris Starmer: Perang Tidak Menguntungkan
- Militer Israel dalam Siaga Tinggi Antisipasi Serangan Iran dan Hizbullah
- AS Yakin Gencatan Senjata di Gaza Mungkin Terjadi, Harapkan Hamas-Israel Lanjutkan Perundingan
- Presiden Putin Pastikan Ukraina akan Menerima Respons Setimpal Atas Serangan di Perbatasan
Pentagon mengatakan pada Hari Minggu, Menteri Pertahanan Lloyd Austin telah memerintahkan pengerahan kapal selam rudal berpemandu ke Timur Tengah dan agar kelompok penyerang kapal induk Abraham Lincoln mempercepat pengerahannya ke wilayah tersebut.
Namun seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters, kelompok penyerang kapal induk Lincoln saat ini berada di dekat Laut China Selatan dan kemungkinan akan memakan waktu lebih dari seminggu untuk mencapai Timur Tengah.