Siapa Sri Mulyani Indrawati?
JAKARTA - Sri Mulyani Indrawati. Sosok perempuan yang sangat mumpuni di bidang perekonomian. Kredibilitas ditunjang pergaulannya di kancah perekonomian global, membuat dua presiden di dua era berbeda memercayai dirinya untuk mengurusi sektor ekonomi dan keuangan.
Srikandi Keuangan ini kembali pulang ke Indonesia saat Presiden Jokowi di tahun 2016 membutuhkannya. Sri Mulyani melanjutkan perannya dalam lima tahun ke depan hingga 2024 sebagai Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma’aruf.
Siapa Sri Mulyani?
Apakah yang terbaik bagi bangsa dan negaraku?
Pertanyaan pertama yang selalu muncul di benak Mbak Ani, panggilan akrabnya. Acapkali dirinya terlibat dan memiliki kuasa yang berimplikasi pada orang banyak. Kehidupannya hari ini, adalah hasil dari sebuah bentukan orangtuanya, keduanya bertitel profesor.
Prof. Satmoko (alm) dan Prof. Retno Sriningsih Satmoko (alm) membesarkan kesepuluh anaknya agar mengutamakan sebuah pendidikan disertai tata krama keluarga. Mbak Ani adalah anak ketujuh, mayoritas kesepuluh anak sang profesor menyandang titel master atau dokter. Buah terbaik selalu datang dari bibit yang unggul dengan proses yang apik. Membaca adalah kultur, koran Kompas dan harian Terbit terbitan Semarang menjadi bacaan wajib.
Pilihannya berkuliah lewat jurusan Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Indonesia, dijawab tuntas sebagai lulusan terbaik di tahun 1986. Tak ingin sekadar kuliah saja, ia nyambi sebagai peneliti di Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM), dan asisten peneliti di fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Empat tahun ternyata cukup bagi Mbak Ani menyelesaikan dua gelar pelengkap akademik, satu gelar master di tahun 1990 dan satu lagi gelar Ph.D di tahun 1992.
Awal milenium, tahun 2000. Ia memilih untuk menetap di Amerika Serikat, di kota yang pernah menjadi tuan rumah Olimpiade 96, Atlanta. Menjalani profesi di USAID sebagai konsultan, ditambah sebagai dosen pembimbing mahasiswa yang tinggal di sana. Negara Paman Sam menjadi tempat berkesan dalam perjalanan hidupnya. Apalagi fasilitas beasiswa yang cuma menunjang dirinya seorang, kehidupan Sri bersama suami sangat terbatas, sampai memaksa mereka melego satu unit mobilnya demi ditukar lembaran dolar.
Gayanya supel, pergaulannya luas, ditunjang kecerdasan di atas rata-rata. Membawa dirinya tercatat sejarah sebagai wanita pertama Indonesia yang dipilih lembaga Dana Moneter Internasional (IMF), sebagai Executive Director, mewakili 12 negara Asia Tenggara lainnya.
Efek nama besar seorang Sri Mulyani sering menjadi beban tersendiri bagi keluarga besar, terutama keharusan menjaga image dan tak punya celah kekurangan. Padahal mereka hanya ingin seperti publik umum lainnya.
Sri Mulyani dalam Pemerintahan
Keterlibatan dirinya di pemerintahan bermulai di era presiden Soesilo Bambang Yudhoyono tahun 2004. Dia didapuk sebagai Kepala Badan Perencanaan Nasional (BAPPENAS). Kepercayaan SBY kepadanya tercatat bagaimana ia dilibatkan di berbagai pos Kementerian selama periode SBY, mulai dari Menteri Keuangan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, dan Kepala Bappenas.
Sri Mulyani adalah Srikandi Keuangan. Seperti kisah Raja Midas, yang bisa mengubah apapun disentuhnya menjadi emas, serupa pencapaiannya. Mbak Ani di tahun 2007 berhasil membantu situasi negeri ini dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi sebesar 6,6 persen. Yang tertinggi sejak krisis finansial menerpa benua Asia sejak tahun 1997.
Di tengah fase resesi global periode 2008-2009, ia bisa mengangkat nama Indonesia menjadi salah satu negara di antara Tiongkok dan India, yang memiliki pertumbuhan ekonomi di atas 4 persen. Di saat perekonomian dunia terpuruk sampai 1,7 persen.
Setelah mereformasi sistem perpajakan, kinerjanya berhasil merangsang naik pertumbuhan pajak negara sekitar 20 persen tiap tahunnya, hingga di tahun 2010 penerimaan pajak Indonesia mencapai kisaran 600 triliun rupiah.
Presiden Jokowi butuh dirinya, efek serupa dialami Jokowi pada tahun pertamanya Sri Mulyani. Tahun 2016 pertama kalinya dalam sejarah, pemerintah pusat memperoleh status hasil audit BPK dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Bagaimana kredibilitas Sri Mulyani berhasil menelurkan aturan ketat kebijakan fiskal negara dan tax amnesty selama 2016-2017. Sentuhannya lagi-lagi terbukti dengan angka 2,5 persen sebagai pengurangan target defisit fiskal dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Keterlibatannya dalam pemerintah pusat juga menghasilkan catatan sejarah dalam pertama kalinya, pemerintah pusat memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari hasil audit Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) pada tahun 2016.
Di tengah meluasnya pandemi virus Corona yang berimbas melemahnya perekonomian nasional. Demi menyasar pelaku UMKM agar tumbuh positif, Sri Mulyani tengah mencoba solusi khusus lewat likuiditas rakyat.
Tidak mengubahnya menjadi emas seperti Midas, Srikandi Keuangan bisa mengubah dunia perekonomian membaik, positif. Tak lama di tahun 2017, ia kembali didaulat sebagai Menteri Keuangan Terbaik se-Asia.
Dua Perpisahan demi Negeri
Perpisahan tak semudah perjumpaan. Perpisahan demi negeri, istilah Sri Mulyani. Terkesan pahit seperti obat, tapi bertujuan baik nantinya.
Perpisahan pertama pasca kontribusinya di Bank Dunia, Washington D.C, Amerika Serikat. Perpisahan kedua terjadi setelah pengunduran dirinya sebagai Menkeu tahun 2016 di negerinya sendiri.
Enam tahun kontribusinya sejak tahun 2010 bersama World Bank (Bank Dunia) terpaksa diakhiri kala presiden Jokowi memanggilnya pulang di tahun 2016. Penuh sukacita diiringi banyaknya ucapan bernada positif. Perpisahan ini demi negeri, Sri Mulyani selalu ingin pulang dan bersama Indonesia.
Perpisahannya yang kedua juga demi negeri, jalan terbaik. Walaupun terbilang kontroversial dalam catatan kisah hidupnya.
Kehadiran RI-1 dan para pejabat penting lalu lalang saling sapa sebelum acara dimulai. Tak lama berubah hening saat Srikandi Keuangan itu tampil dengan secarik kertas dan sebuah mic berdiri di depannya. Kalimat pembuka terucap, perlahan intonasinya terdengar sendu, rautnya sedih. Di penghujung pidato, ia tak mampu lagi menahan air mata tangis. Sri Mulyani berpamitan. Resmi mengundurkan diri sebagai Menteri Keuangan Kabinet presiden SBY.
Delapan belas bulan setelah ramainya kasus bail out bank Century, sorotan publik mengarah sinis tajam kepada Sri Mulyani bersama Boediono. Elit politik membutuhkan sasaran tembak sebagai kambing hitam, tekanan publik harus dijawab sang Presiden SBY. Tak ingin larut dalam hal yang makin politis, dan menyimpang jauh dari fakta lapangan, ia rela mengundurkan diri sebagai Menteri Keuangan Kabinet Indonesia.
Keputusannya untuk mem-bail out Bank Century demi perekonomian memang pelik, banyak kepentingan bermain di balik itu, sementara ia hanya eksekutor yang melakukan tugas.
Tak lama berselang, efek pamitnya srikandi keuangan berdampak negatif bagi ekonomi Indonesia. Penurunan 3,8 persen stock exchange langsung terjadi, diikuti nilai rupiah yang ikut turun sebesar 1 persen dibandingkan dolar. Terbilang, penurunan drastis dalam kurun waktu 17 bulan terakhir.
Sosok yang dinobatkan CNN Asia sebagai satu dari delapan perempuan Asia paling berpengaruh di bidang Ekonomi dan Politik itu menyegerakan diri take off menuju Washington D.C, Amerika Serikat. Bank Dunia (World Bank) sudah menunggu jasa Sri Mulyani. Ia adalah wanita pertama dalam sejarah Bank Dunia yang dipercaya sebagai Direktur Pelaksana sejak Mei 2010. Tugasnya mengatur dan mengurus sektor moneter di 74 negara di dunia.
Fakta Menarik Sri Mulyani
- Mengikuti sang senior J.B Sumarlin, Sri Mulyani adalah Best Minister Award, Menteri Terbaik Dunia di tahun 2018 dalam World Government Summit, Uni Emirat Arab. Penghargaan langsung diberikan Perdana Menteri yang juga penguasa Dubai, Sheikh Mohammed bin Rasid.
- April 2019, Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik se-Asia Pasifik versi majalah keuangan FinanceAsia.
- Ia diakui majalah Globe Asia sebagai wanita berpengaruh ke-2 di Indonesia.
Profil Sri Mulyani
Nama lengkap: Sri Mulyani Indrawati
Gelar Akademik: Sarjana Ekonomi (SE.), Master of Science (M.Sc.), Philosophy Doctor (Ph.D)
Tempat, Tanggal Lahir: Tanjungkarang, Lampung 26 Agustus 1962.
Agama: Islam
Pasangan: Tony Sumartono
Pendidikan:
- Ph.D. of Economics di University of lllinois Urbana-Champaign, U.S.A (1990-1992)
- Master of Science of Policy Economics di University of lllinois Urbana Champaign, U.S.A (1988-1990)
- Sarjana Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia (1981-1986)
- SMA Negeri 3 Semarang (1978-1981)
- SMP Negeri 2 Bandar Lampung (1975-1978)
Perjalanan Karir:
- Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Maju RI (2019-2024).
- Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Kerja RI (2016-2019).
- Direktur Pelaksana Bank Dunia (2010).
- Menteri Kordinator Bidang Perekonomian RI (2008-2009).
- Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI), Juni 1998 - Sekarang.
- Narasumber Sub Tim Perubahan UU Perbankan, Tim Reformasi Hukum – Departemen Kehakiman RI, Agustus 1998 s/d Maret 1999.
- Tim Penyelenggara Konsultan Ahli Badan Pembinaan Hukum Nasional Tahun 1999–2000, Kelompok Kerja Bidang Hukum Bisnis, Menteri Kehakiman Republik Indonesia, 15 Mei 1999 - Sekarang.
- Anggota Tim Asistensi Menteri Keuangan Bidang Keuangan dan Moneter, Departemen Keuangan RI, Juni 1998 - Sekarang.
- Dewan Juri Lomba Karya Ilmiah Remaja LIPI-TVRI XXXI, Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, Kebudayaan dan Kemanusiaan, terhitung 1 April 1999 - Sekarang.
- Redaktur Ahli Majalah bulanan Manajemen Usahawan Indonesia, Agustus 1998 - Sekarang.
- Anggota Komisi Pembimbing mahasiswa S-3 atas nama Sdr. Andrianto Widjaya NRP. 95507 Program Doktor (S-3) Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, Institute Pertanian Bogor, Juni 1998.
- Ketua I Bidang Kebijakan Ekonomi Dalam dan Luar Negeri serta Kebijaksanaan Pembangunan, PP Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), 1996–2000.
- Kepala Program Magister Perencanaan Kebijakan Publik-UI, 1996–Maret 1999.
- Wakil Kepala Bidang Penelitian LPEM FEUI, Mei 1995–Juni 1998.
- Wakil Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan LPEM FEUI, 1993–Mei 1995.
- Research Associate, LPEM FEUI, 1992–Sekarang.
- Pengajar Program S-1 & Program Ekstensi FEUI, S-2, S-3, Magister Manajemen Universitas Indonesia, 1986–Sekarang.
- Anggota Kelompok Kerja – GATS Departemen Keuangan, RI 1995.
- Anggota Kelompok Kerja Mobilitas Penduduk Menteri Negara Kependudukan – BKKBN, 1995.
- Anggota Kelompok Kerja Mobilitas Penduduk, Asisten IV Menteri Negara Kependudukan, BKKBN, Mei–Desember 1995.
- Staf Ahli Bidang Analisis Kebijaksanaan OTO-BAPPENAS, 1994–1995.
- Asisten Profesor, University of lllinois at Urbana, Champaign, USA, 1990–1992.
- Asisten Pengajar Fakultas Ekonomi – Universitas Indonesia, 1985–1986