Membuka Hutan Baru, 2 Warga Badui Dalam Terkena Gigitan Ular
RANGKASBITUNG - Dua orang warga suku Badui di pedalaman Kabupaten Lebak Provinsi Banten kembali digigit ular berbisa jenis ular tanah, dan mereka telah dirujuk ke RSUD Banten untuk mendapatkan perawatan medis.
"Kita bulan Juli lalu juga merujuk tiga warga Badui korban gigitan ular berbisa," kata Ketua Koordinator Sahabat Relawan Indonesia (SRI) Muhammad Arif Kidiat dikutip ANTARA, Minggu, 4 Agustus.
Dia menjelaskan, korban gigitan ular tanah yang dirujuk ke RSUD itu sebanyak dua warga Badui, di antaranya Ohong (50) dengan alamat Kampung Kaduketer 1 Desa Kanekes Kabupaten Lebak.
Mereka saat ini sudah menjalani perawatan di RSUD Banten secara gratis, dengan menyertakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).
Masyarakat Badui, katanya, kerap kali menjadi korban gigitan ular mematikan itu, dan jika tidak cepat dilarikan ke tenaga medis dikhawatirkan akan menimbulkan kondisi yang lebih buruk.
Sebab, penunjang puskesmas di sekitar permukiman Badui tidak memiliki obat anti ular berbisa (ABU), sehingga korban gigitan ular itu harus dirujuk ke RSUD Banten untuk menyelamatkan jiwa mereka.
"Kami setiap bulan merujuk korban gigitan ular berbisa ke RSUD Banten dengan ambulans agar mereka mendapatkan perawatan medis," katanya menjelaskan.
Menurut dia pula, saat ini, masyarakat Badui tengah membuka ladang pertanian dengan membuka hutan, dan dipastikan di sana banyak korban gigitan ular tanah.
Masyarakat Badui membuka hutan itu tanpa menggunakan peralatan keselamatan, seperti memakai sepatu bot untuk menghindari gigitan ular tersebut.
Selain itu juga jika musim hujan populasi ular berbisa di kawasan permukiman Badui banyak ditemukan di jalan-jalan hingga tempat-tempat penyimpanan kayu bakar.
Petugas medis dari relawan ketika menerima informasi dari warga Badui adanya korban gigitan ular tanah itu langsung bergerak cepat untuk melakukan pertolongan hingga ke lokasi dengan berjalan kaki menembus hutan belukar dan terjal dan banyak curam.
"Kami relawan memiliki tenaga medis terdiri atas bidan dan perawat sehingga dapat melakukan pertolongan bagi warga Badui yang menjadi korban gigitan ular mematikanil itu," katanya.
Sementara itu, Ohong mengatakan pihaknya kini kondisi tubuhnya sudah membaik, dan hanya mengalami demam setelah ditangani tenaga medis RSUD Banten.
"Kami beruntung adanya relawan sehingga dapat ditolong dan selamat dari gigitan ular mematikan itu," katanya.
Baca juga:
Warga Badui kembali digigit ular berbisa jenis ular tanah dan dirujuk ke RSUD Banten untuk diberikan pertolongan medis. Mereka umumnya tinggal di daerah pegunungan dan perbukitan.
"Dan menangani warga Badui yang menjadi korban gigitan ular mematikan itu antara dua sampai enam orang per bulan," kata Muhammad Arif menjelaskan.