Pererat Kolaborasi Ketenagakerjaan, Kemnaker Gelar Pertemuan Bilateral dengan OECD

JAKARTA - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menggelar pertemuan bilateral dengan Organization of Economic Co-operation and Development (OECD).

Pertemuan tersebut untuk mempererat kolaborasi dalam menyempurnakan kebijakan pasar kerja.

Adapun pertemuan dilakukan di sela-sela Pertemuan G20 Employment Working Group (EWG) Presidensi Brasil pada Rabu, 24 Julu.

Dalam pertemuan diwakili oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan RI, Anwar Sanusi selaku ketua dengan Deputy Secretary General, OECD Yoshiki Takeuchi.

Anwar Sanusi mengatakan dalam pertemuan bilateral tersebut pihaknya menyampaikan beberapa hal penting yang ingin dibahas dan dikerjakan bersama dengan OECD.

Lebih lanjut, dia juga mengatakan pertemuan tersebut bertujuan untuk mempererat kolaborasi dalam menyempurnakan kebijakan pasar kerja, dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja.

“Termasuk juga mendorong peluang kerja yang berkelanjutan, dan meningkatkan kehidupan kerja yang layak bagi pekerja,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis, 25 Juli.

Anwar mengatakan hal-hal penting yang dibahas dalam pertemuan bilateral tersebut yakni Indonesia ingin berkolaborasi dengan OECD untuk mengembangkan metode perencanaan dan pembinaan sumber daya manusia, baik secara makro maupun mikro.

“Kedua, ingin membangun metode untuk mengumpulkan informasi dari pasar tenaga kerja terkait dengan komposisinya,” ujarnya.

Menurut Anwar, Indonesia dengan potensi demografi yang dimilikinya, dan populasi usia produktif yang sangat besar menyadari perlunya peningkatan kapasitas sumber daya manusia, terutama dalam menghadapi perubahan teknologi dan transisi hijau.

“Karena itu, kami berharap dapat belajar dari pengalaman OECD dalam hal pelatihan, pengembangan keterampilan, dan perencanaan pasar tenaga kerja,” ucapnya.

Anwar mengatakan pihak OECD menyambut baik proses aksesi Indonesia dan berkomitmen untuk bekerja sama secara intensif. OECD akan mengirimkan pertanyaan statistik dan kebijakan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan, serta melakukan misi ke Indonesia untuk bertemu dengan berbagai pemangku kepentingan.

Selain itu, kata Anwar, OECD juga menawarkan berbagi praktik terbaik dari negara-negara anggotanya, terutama terkait dengan sistem pensiun, pelatihan vokasional, dan transisi teknologi.

“Kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan kerja sama yang erat dalam upaya memajukan pasar tenaga kerja Indonesia,” tuturnya.

Sebagai informasi, bersama dengan Argentina, Indonesia telah diterima sebagai negara aksesi OECD dalam OECD Ministerial Council Meeting (MCM) pada 2 hingga 3 Mei 2024 di Paris.

Keterlibatan Indonesia dalam OECD diharapkan akan membawa dampak ekonomi positif bagi Indonesia melalui peningkatan investasi dan adopsi praktik terbaik global, serta memperkuat posisi Indonesia dalam perekonomian Internasional.

Meski demikian, Indonesia masih harus berproses untuk menjadi negara anggota OECD, serta berharap dapat memberikan dukungan yang maksimal kepada Indonesia dengan memberikan dukungan pada akses data dan informasi, pertukaran praktik terbaik, penguatan kerja sama Internasional, dukungan reformasi ketenagakerjaan, dan peningkatan pelindungan pekerja.