Jelang Pertemuan dengan Netanyahu, Trump Desak Diakhirinya Perang Gaza dan Pembebasan para Sandera

JAKARTA - Calon presiden dari Partai Republik Donald Trump, sehari sebelum bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menyerukan diakhirinya perang dengan Hamas dan pembebasan para sandera.

Mantan presiden AS dalam wawancara dengan Fox News dikutip Reuters, Kamis, 25 Juli, juga mengkritik mereka yang memprotes pidato perdana menteri Israel di depan Kongres AS.

Selain itu, Trump menyerukan hukuman satu tahun penjara karena menodai bendera AS pada kericuhan unjuk rasa di Washington D.C.

Dalam pidatonya di Kongres AS, Netanyahu mengatakan pemerintahnya terlibat aktif dalam mengupayakan pembebasan sandera yang tersisa dan yakin akan berhasil.

Militan Hamas menyandera lebih dari 250 orang dalam serangan pagi hari ke Israel selatan dan membunuh 1.200 orang, menurut penghitungan Israel.

Israel membalas dengan bersumpah untuk membasmi Hamas di Gaza dalam perang sembilan bulan yang telah menewaskan lebih dari 39.000 warga Palestina, kata pejabat kesehatan Gaza.

Hamas menggambarkan komentar Netanyahu sebagai “kebohongan murni” yang menuduhnya menggagalkan upaya untuk mengakhiri perang.

Komentar Netanyahu juga mengecewakan banyak pengungsi Palestina yang mengharapkan sinyal yang lebih jelas tentang berakhirnya pertempuran, yang telah membuat wilayah yang penuh sesak itu terbuang sia-sia dan menciptakan krisis kemanusiaan

“Sungguh menyedihkan, dia bahkan tidak menyebutkan gencatan senjata sama sekali, tidak sekali pun,” kata Tamer Al-Burai, seorang warga Kota Gaza, yang kini mengungsi di Deir Al-Balah di Jalur Gaza tengah.

“Masyarakat menunggu kejutan, pengumuman gencatan senjata oleh Netanyahu sebagai hadiah kepada (Presiden AS) joe Biden, namun mereka tertidur dengan banyak kekecewaan, karena Netanyahu mengatakan dia bertekad untuk melanjutkan perang,” kata Burai kepada Reuters melalui aplikasi obrolan.

Deir Al-Balah, yang belum diserbu tank, saat ini dipenuhi ratusan ribu warga Palestina, yang mengungsi dari daerah lain di wilayah kantong tersebut, yang merupakan rumah bagi 2,3 juta orang.

“Netanyahu berbicara dalam sebuah drama, dia berbicara dengan badut,” kata Burai.

Upaya diplomatik yang dilakukan mediator Arab, yang didukung oleh Amerika Serikat, untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata, tampaknya terhenti, karena Israel diperkirakan akan mengirimkan delegasi untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut pada minggu depan.