Kementan Optimalkan Percepatan Tanam Padi di Papua Selatan Menggunakan Teknologi Modern

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengoptimalkan percepatan tanam padi di Kabupaten Merauke, Papua Selatan, dengan menggunakan teknologi pertanian modern untuk meningkatkan produktivitas pangan di daerah tersebut sebagai upaya menuju swasembada pangan.

"Di sana di Desa Telaga Sari, Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, dilakukan pertanian modern dengan memanfaatkan deretan mesin canggih serta telah menggunakan varietas unggul yang tahan terhadap berbagai perubahan iklim," kata Sekretaris Badan Standardisasi Instrumen Pertanian Kementan Haris Syahbuddin dalam keterangan di Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis 25 Juli.

Ia mengatakan bahwa proses percepatan juga sudah menampilkan varietas tematik seperti Inpara 2, Inpari 32, Inpari 36, cakrabuana agritan, mantap, inpago 13 fortiz, biosalin 1 dan biosalin biasa.

"Juga diperkenalkan cara tanam jarwo 2:1 dan 4:1, kemudian cara menggunakan drone untuk mengaplikasikan pemupukan, AWS atau automatic watering system serta sensor alat pengamatan kelembaban tanah," ujar Haris.

Selain itu, kata Haris, pihaknya juga terus melakukan penataan saluran primer dan sekunder serta memaksimalkan penggunaan program pompanisasi sebagai alat pemenuhan air bagi lahan sawah agar mampu berproduksi lebih dari satu kali dalam setahun.

"Kemudian dalam pelaksanaan kegiatan ini kami juga telah bekerja sama dengan mahasiswa Polbangtan (Politeknik Pembangunan Pertanian) Manokwari dan tim irigasi Bapeltan (Balai Pelatihan Pertanian) Lampung," katanya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meninjau penggunaan teknologi pesawat nirawak atau drone dalam penyebaran pupuk di hamparan sawah seluas 40.000 hektare itu pada Selasa (23/7).

Simulasi tersebut merupakan salah satu bentuk implementasi konsep smart farming berbasis internet of thing.

Presiden menyebut bahwa sektor pertanian harus menjadi konsentrasi semua pihak, termasuk pemerintah daerah dalam mengantisipasi ancaman kekeringan dan panas yang berkepanjangan.

Dia mengatakan saat ini banyak negara menghadapi ancaman krisis pangan. Meski demikian, Presiden mengapresiasi jalannya perkembangan pertanian di Kabupaten Merauke yang berkembang pesat.

"Saya melihat, mulai dari awal, pembibitan dan penanaman dengan beberapa varietas, hasilnya juga kelihatan, sudah dicek berapa ton per hektar. Semuanya secara scientific sudah dijalani, kalau melihat lapangannya, di sini lapangan datar, air juga melimpah, saya kira memang ini kesempatan untuk menjadikan Indonesia lumbung pangan di Merauke dan sekitarnya," kata Presiden.

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengaku optimis dengan pembangunan lumbung pangan di Merauke ke depan.

Menurutnya, pertanian di daerah itu bisa menjadi inisiatif strategis yang dapat memperkuat ketahanan pangan di Indonesia Timur.

"Semua pertanian di sini mengusung konsep pertanian pintar atau smart farming, yang memadukan teknologi modern dengan keterlibatan generasi muda untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi," katanya.

Mentan menambahkan pertanian di Merauke akan dikembangkan secara bertahap, dengan mengadopsi teknologi pertanian seperti varietas unggul, sensor tanah dan cuaca, drone pemantau lahan, dan sistem irigasi otomatis, sehingga para petani dapat meningkatkan dan mengoptimalkan hasil panen mereka.

"Di Merauke ada 63.000 hektare dimana untuk tahap awal telah kita kerjakan 40.000 hektar dulu, kemudian lanjut nanti 1.000.000 hektar, ini nanti akan kita selesaikan secara bertahap," jelasnya.

Kabupaten Merauke merupakan penghasil padi terbesar di Provinsi Papua Selatan dengan luas baku sawah mencapai 42.328,42 hektare dan luas panen padi mencapai 49.573 hektare.

Merauke juga tercatat mampu memproduksi padi di 2023 sebesar 189.200 ton setara gabah kering giling (GKG) dan memenuhi kebutuhan masyarakat di provinsi tersebut.