Joe Biden Mundur dari Pilpres AS buat Ketidakpastian Pasar, Rupiah Diprediksi Lesu

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 24 Juli 2024 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). 

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Selasa, 23 Juli 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,04 persen di level Rp16.214 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup naik 0,15 persen ke level harga Rp16.204 per dolar AS. 

Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan ketidakpastian mengenai pemilihan presiden AS meningkat setelah Joe Biden mundur turut memberikan dampak ke pasar keuangan.

"Meskipun ketidakpastian politik ini memicu aliran dana safe-haven ke dalam emas, ketahanan dolar membatasi aliran ini," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Rabu, 24 Juli.

Adapun, emas tetap memperoleh keuntungan yang kuat tahun ini, di tengah meningkatnya optimisme bahwa Federal Reserve akan mulai menurunkan suku bunga mulai bulan September. 

Dari sisi internal, Ambisi Presiden Terpilih Prabowo Subianto yang menginginkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8 persen selama lima tahun masa kepemimpinannya akan sulit tercapai, bila permasalahan struktural ekonomi Indonesia tak dibenahi.

Karena permasalahan ini, selama dua periode Presiden Joko Widodo menjabat, pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di kisaran 5 persen. Target Jokowi saat masa kampanye Pilpres pada 2014 silam pun tak pernah tercapai, yakni membuat ekonomi Indonesia tumbuh 7 persen.

Stagnannya pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 5 persen dipicu oleh tak terjaganya daya beli masyarakat Indonesia, khususnya kelas menengah. 

Untuk diketahui, pada 2015 atau tahun pertama Jokowi efektif menjalankan roda pemerintahan, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 4,8 persen secara tahunan atau year on year (yoy), melambat dibandingkan 5,02 persen pada 2014, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

Pada 2016, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mampu kembali ke level 5,03 persen, lalu pada 2017 sebesar 5,07 persen, 2018 mencapai 5,17 persen, dan 2019 kembali ke level 5,02 persen. Pada 2020 atau saat merebaknya Pandemi Covid-19 ekonomi Indonesia terkontraksi hingga minus 2,07 persen.

Saat 2021, ekonomi Indonesia mulai kembali bergeliat dengan pertumbuhan sebesar 3,7 persen. Lalu, pada 2022 naik menjadi 5,31 persen, dan pada 2023 hanya mampu bergerak ke level 5,05 persen. Pada kuartal pertama 2024 pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 5,11 persen.

Sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia mayoritas memang ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Hingga 2023, porsi konsumsi masyarakat terhadap laju pertumbuhan ekonomi mencapai 53,18 persen. Pada kuartal pertama 2024 bahkan porsinya membengkak menjadi 54,93 persen.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Rabu, 24 Juli 2024 dalam rentang harga Rp16.200 - Rp16.260 per dolar AS.