Melihat Gaya hidup Zero Waste Kaum Milenial dan Gen Z di Media Sosial
JAKARTA - Darurat sampah terjadi di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia yang belum punya sistem pengelolaan sampah yang baik. Hampir setiap tahun di dunia, sebanyak 8 ton sampah plastik yang dibuang ke lautan. Dari total tersebut, hanya 9 persen sampah yang berhasil jadi bahan daur ulang.
Sampah yang dibuang ke aliran air atau sungai bisa menyebabkan pendangkalan dan penyumbatan. Pembuangan sampah ke laut juga menyebabkan kerusakan ekosistem alam. Atas dasar inilah muncul gaya hidup zero waste yang dipopulerkan para aktivis lingkungan hidup.
Jika dikutip dari Netray, setidaknya ada 264 cuitan di Twitter dengan sentimen positif yang bicara soal lingkungan dan zero waste pada 1 Februari sampai 26 Februari. Zero waste adalah gaya hidup bebas sampah atau semua produk dapat dipergunakan lagi sehingga tak ada produk yang terbuang atau menghasilkan sampah. Salah satu kampanyenya adalah mengganti kantong plastik sekali pakai dengan tas belanja kain.
Perbincangan soal zero waste itu memuncak pada 21 Februari higga 22 Februari yang bertepatan dengan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional. Dari sentimen positif tersebut, dapat dinilai masyarakat mulai menyadari soal pentingnya menjaga lingkungan dengan membatasi penggunaan plastik sekali pakai dan menerapkan gaya hidup zero waste.
Netray juga mencatat, ada beberapa kosakata yang populer dan berkaitan dengan isu lingkungan ini yaitu sampah, go green, dan zero waste. Ketiga kosakata ini juga berkaitan dengan dinas lingkungan yang berada di DKI Jakarta yang punya pasukan oranye untuk menjaga kebersihan.
Memulai gaya hidup zero waste, tentunya harus dimulai dari diri sendiri. Caranya, dengan mengganti penggunaan plastik sekali pakai dengan bahan yang ramah lingkungan. Metode penerapannya pun, ada lima atau biasanya disebut 5R. Pertama refuse (menolak), reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur ulang) dan rot (membusukkan sampah).
Jika metode ini dijalankan, gaya hidup tanpa sampah bisa dilakukan dan ini sama juga dengan memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana.
Selain 5R, ada beberapa langkah lain yang bisa dilakukan. Pertama adalah memanfaatkan barang yang tak terpakai, memilah sampah organik dan anorganik, membeli makanan secukupnya, dan berpikir sebelum membeli barang.
Perilaku manusia modern dan urban kerap menyisakan permasalahan yang buruk terhadap lingkungan. Maka, sudah tepat jika kita merawat bumi. Terlebih, kaum muda yang harus bersemangat dan sadar akan keharusan mereka merawat lingkungan.