Jerman Tetap Bergeming, Pastikan Abstain dalam Voting Tarif Mobil Listrik China di Uni Eropa

JAKARTA - Sejak awal Jerman selalu vokal menentang tarif baru yang akan diberlakukan oleh Komisi Uni Eropa atas mobil listrik impor dari China. 

Terbaru, Jerman akan abstain atau tidak memilih dalam voting tarif mobil listrik buatan China yang akan digelar Uni Eropa pada hari Senin mendatang. 

Melansir Reuters, Sabtu, 13 Juli, Ini merupakan langkah awal untuk mengetahui dukungan terhadap kasus perdagangan penting yang diajukan Brussels.

Sumber dari Reuters melaporkan keputusan ini pada hari Jumat. Tarif sementara yang diusulkan Uni Eropa bisa mencapai 37.6 persen untuk mobil listrik impor dari China. Keputusan ini tidak membutuhkan dukungan dari negara anggota, namun tarif final bisa diblokir jika mayoritas yang memenuhi syarat dari 27 anggota Uni Eropa menentangnya.

Abstain pada tahap awal ini secara efektif berarti mendukung Komisi Eropa (EU Commission) dalam negosiasi mereka dengan China terkait kasus perdagangan terbesar Uni Eropa tersebut.

Jerman, sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Uni Eropa, abstain karena investigasi anti-subsidi masih berlangsung dan negosiasi antara Komisi Eropa dengan pemerintah China masih terus berjalan. Sumber tersebut menolak disebutkan namanya karena bersifat rahasia.

"Jerman abstain sebagai bentuk solidaritas kritis terhadap Komisi Eropa," kata salah satu sumber.

Produsen mobil Jerman, yang sepertiga penjualannya tahun lalu berasal dari China, menentang tarif ini. Mereka khawatir akan tindakan balasan dan perang dagang dengan negara mitra dagang terbesar kedua mereka.

Negara anggota lain seperti Prancis menjadi pendukung terkuat kasus ini, sementara Hungaria justru mengecamnya. Beberapa negara anggota lainnya masih ragu-ragu tentang cara voting, yang menjadi ujian dukungan resmi pertama untuk langkah tarif Komisi Eropa.

Uni Eropa memulai penyelidikan ini tanpa adanya keluhan dari industri, yang merupakan kasus perdagangan pertama sejenisnya.

Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menanggapi rencana abstain ini dengan mengatakan bahwa Jerman berharap Komisi Eropa berhasil mencapai kesepakatan dengan China terkait mobil listrik. Ia percaya kesepakatan tersebut akan baik untuk industri mobil Eropa.

Scholz menolak mengonfirmasi bagaimana Jerman akan memilih.

 "Ini adalah kendaraan kompetitif global yang tidak perlu takut persaingan," katanya kepada wartawan setelah pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang. 

"Namun, kita harus selalu memastikan kondisinya adil untuk semua pihak." pungkasnya.