Hujan Deras, 17 Kelurahan di 7 Kecamatan Kota Gorontalo Terendam Banjir
GORONTALO - Sebanyak 17 kelurahan di 7 kecamatan Kota Gorontalo terendam banjir sejak sejak Rabu petang sekitar pukul 18.00 Wita.
Hujan dengan intensitas tinggi hingga lebat yang mengguyur wilayah Gorontalo sejak Rabu siang menyebabkan dua sungai besar di Gorontalo, yaitu Sungai Bone dan Sungai Bulango meluap dan menyebabkan banjir hampir di seluruh Kota Gorontalo.
"Ini memang curah hujan cukup tinggi dan durasinya cukup lama sehingga semua sungai yang masuk ke Kota Gorontalo termasuk luapan Danau Limboto menyebabkan debit air yang masuk di Kota Gorontalo semakin besar," kata Penata Penanggulangan Bencana BPBD Provinsi Gorontalo Tahir Laendeng Kamis 11 Juli.
Data sementara BPBD Gorontalo menyebutkan, Kota Gorontalo yang terdampak banjir, yaitu Kecamatan Dumbo Raya sebanyak empat kelurahan, Kecamatan Kota Barat empat kelurahan, Kecamatan Kota Timur empat kelurahan, Kecamatan Kota Tengah satu Kelurahan, Kecamatan Kota Selatan dua Kelurahan, Kecamatan Kota Utara satu kelurahan, dan Kecamatan Hulonthalangi satu kelurahan.
Sebanyak 1.659 kepala keluarga atau sebanyak 12.487 jiwa terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai 50 sentimeter (cm) hingga 1 meter. Namun, sebagian warga terdampak banjir masih bertahan di rumahnya masing-masing.
Sementara itu, sejumlah warga yang rumahnya sudah terendam air hingga 1 meter mengungsi di rumah dinas wali kota Gorontalo.
"Lokasi terparah yang terdampak banjir, yaitu di Kecamatan Kota Selatan, terdapat di Kelurahan Limba U1, Kelurahan Limba U2, Kelurahan Molosipat, dan Kelurahan Limba B. Sebagian warga sudah mengungsi di rumah keluarga mereka. Namun ada sebagian yang tidak mengungsi karena masih menjaga harta benda mereka," ungkap Tahir Laendeng.
Santi, salah satu korban banjir di Kelurahan Limba B mengungkapkan, banjir terjadi setelah salat magrib karena intensitas hujan yang tinggi dan luapan sungai yang tidak jauh dari rumahnya.
Baca juga:
Dia bersama keluarga mengaku tidak mengungsi karena tidak mengetahui lokasi pengungsian yang tersedia.
"Air naik sejak seusai salat magrib. Kami tidak mengungsi karena tidak tahu di mana lokasi untuk mengungsi," ungkapnya.