Harry Kane Ingin Bungkam Kritik dengan Raih Sepatu Emas di Euro 2024

JAKARTA - Harry Kane sadar betul bahwa dirinya menjadi sasaran kritik sepanjang Euro 2024.

Banyak yang menyebutnya sudah kehilangan kecepatan dan ketajaman. Belakangan, pemain Bayern Munchen itu sudah gerah.

Kane berniat ingin membungkam mulut-mulut sumbang yang mencecarnya. Gelar top skor alias merebut Sepatu Emas Euro 2024 jadi targetnya untuk membalas kritik.

Sejauh ini, dia masih menjadi top skor Inggris dengan dua gol bersama Jude Bellingham. Mereka ada di peringkat kedua dalam daftar top skor, di bawah Georges Mikautadze (Georgia), Jamal Musiala, Cody Gakpo (Belanda), Dani Olmo (Spanyol), dan Ivan Schranz (Slovakia) dengan tiga gol.

Laga melawan Belanda di semifinal pada Kamis, 11 Juli 2024, akan jadi pembuktian. Kane mau mencatatkan skor lagi agar bisa memimpin daftar pencetak gol.

"Mudah-mudahan saya bisa mencetak beberapa gol dan Anda melihat saya dengan cara yang sangat berbeda," ujar Kane.

Pertama-tama, Kane ingin menghentikan perolehan gol Cody Gakpo. Artinya, Inggris harus mengalahkan Belanda di semifinal.

Lalu, striker 30 tahun itu berambisi menambah pundi-pundi gol saat berjumpa Spanyol di final. Setidaknya itulah yang menjadi target Kane saat ini.

Kane punya banyak faktor untuk mewujudkan rencananya. Secara fakta, dia adalah predator di depan gawang lawan ketika membela klub.

Tengok saja perolehan 44 gol Kane bersama Bayern Munchen musim 2023/2024. Jika tidak ada masalah dengan kebugaran--selama ini cedera punggung kerap mengganggu--Kane bakal punya performa terbaik.

"Jika Anda melihat beberapa turnamen besar terakhir, pada tahap tertentu selalu ada tanda tanya mengenai kebugaran atau performa saya."

"Saya tahu semua orang ingin saya mencetak tiga gol dalam satu pertandingan. Saya ingin mencetak tiga gol dalam satu pertandingan, tetapi hal itu tidak selalu terjadi."

"Mungkin terkadang ketika saya tidak mencetak gol, kebugaran menjadi hal alasan. Namun, saya merasa saya memiliki persiapan yang baik untuk menghadapinya."

"Saya merasa menjadi lebih baik dan lebih tajam seiring berjalannya pertandingan. Pada akhirnya, ini tergantung pada kinerja saya," tutur Kane dengan penuh keyakinan.

Selain faktor kebugaran, Kane menyebut beberapa alasan yang membuat dirinya atau Inggris secara keseluruhan tidak produktif dari fase grup hingga perempat final.

Menurutnya, Manajer Gareth Southgate menginstruksikan sistem permainan yang mampu fokus meredam lawan. Jadi, sistem itu menggerus sisi ofensif tim demi bermain aman.

"Saya akan menjadi pencetak gol terbanyak, lolos ke final. Ini adalah perspektif berbeda. Saya ingin mencetak lebih banyak gol, tetapi turnamen ini memiliki skor rendah karena berbagai alasan."

"Lapangan adalah bagian dari alasan itu. Tim lebih terorganisasi. Dari sudut pandang manajer, mereka lebih terstruktur dan menyulitkan tim favorit atau tim yang lebih baik untuk memanfaatkannya."

"Anda tahu bahwa Anda tidak pernah seburuk yang Anda kira. Anda tidak pernah sebaik yang Anda pikirkan di hari-hari baik Anda," kata Kane.

Apa pun instruksi Southgate, Kane menganggap hal itu demi kebaikan tim meski dirinya jadi sasaran kritik karena tampak kurang tajam.

Padahal, Kane juga berkontribusi di sisi defensif dan membuka peluang bagi pemain lain. Alasan itu membuat pemain 30 tahun itu tak melulu berorientasi kepada mencetak gol. Hal tersebut luput dari pandangan publik.

"Saat saya bermain turun ke belakang, saya mungkin tidak mendapatkan bola. Namun, hal itu mungkin menciptakan ruang bagi pemain lain di sekitar saya, mungkin juga menyeret para pemain bertahan keluar dari posisinya."

"Anda telah melihat permainan saya dalam beberapa tahun terakhir bahwa saya suka menguasai bola, berputar, dan bermain."

"Saya mengkritik diri saya sendiri sama seperti orang lain. Saya tahu ada saat-saat dalam pertandingan di mana saya seharusnya bisa tampil lebih baik dan bergerak lebih baik, terutama di dalam dan di sekitar kotak penalti."

"Ada berbagai alasan lebih turun atau dan tetap di depan. Itulah yang kami kerjakan sepanjang minggu, untuk mengeksploitasi tim lain."

"Pada akhirnya saya melakukan yang terbaik untuk tim. Tentu saja orang-orang akan menilai saya berdasarkan gol."

"Jika Anda mengatakan kepada saya sebelum turnamen bahwa saya akan mencetak beberapa gol dan berada di semifinal, saya akan langsung mengabaikan Anda," tutur Kane.

Apa pun kritik yang mengarah kepadanya, Kane tetap menjadi salah satu striker terbaik Inggris saat ini. Dia pernah menjadi top skor Piala Dunia 2018 dengan raihan enam gol.

Saat ini, Kane lebih mementingkan kerja tim. Dia akan kerja keras mencari cara bagaimana bisa menambah koleksi golnya dengan sistem bermain yang diusung Southgate demi Sepatu Emas Euro 2024.