Korban Longsor Tambang Emas di Gorontalo Bertambah, 5 Orang Meninggal dan 2 Luka Berat
GORONTALO - Korban yang ditemukan meninggal dunia dalam peristiwa tanah longsor di kawasan tambang rakyat Desa Tulabolo Timur, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, terus bertambah.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Gorontalo Heriyanto mengatakan dari 10 korban yang telah dilakukan pendataan, lima diantaranya dinyatakan telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
"Data sementara terkonfirmasi ada 10 orang korban, lima diantaranya telah meninggal dunia, dua orang luka-luka, dan tiga orang lagi masih akan dilakukan pencarian," kata Heriyanto dikutip ANTARA, Senin 8 Juli.
Menurutnya, pencarian korban lainnya masih diistirahatkan pada Minggu malam, mengingat jarak dari pemukiman warga ke lokasi pertambangan rakyat cukup jauh.
Belum lagi kondisi jalan menuju ke kawasan pertambangan emas itu sangat sulit untuk dilalui, kata dia, dan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki karena beberapa jembatan telah putus.
Ia mengatakan cuaca di sebagian besar wilayah tersebut juga sering diguyur hujan dengan intensitas ringan, ditambah lagi kondisi pada malam hari yang membatasi jarak pandang, sehingga pihaknya bersama otoritas setempat telah melakukan rapat koordinasi yang memutuskan untuk menghentikan sementara proses pencarian korban dan kembali melanjutkan pada Senin pagi mulai pukul 06.00 WITA.
"Untuk saat ini baru tujuh orang yang kami temukan, dan tiga lagi masih akan kita lakukan pencarian. Tidak menutup kemungkinan jumlah korban masih akan bertambah," katanya.
Kapolda Gorontalo Irjen Pol Pudji Prasetijanto Hadi yang ikut memantau proses pencarian korban mengatakan telah mengerahkan personel dari berbagai satuan dan fungsi untuk membantu proses pencarian hingga evakuasi para korban.
Ia menegaskan personel Polri akan bersama-sama dengan pihak TNI, Basarnas, BPBD, PMI, hingga dari RAPI (Radio Amatir Penduduk Indonesia), untuk mempermudah proses pencarian hingga evakuasi.
Baca juga:
"Personel gabungan akan dibagi menjadi tiga regu. Masing-masing regu berjumlah 50 orang. Mereka akan bekerja secara estafet, mengingat lokasi pertambangan cukup jauh dan medan yang sulit dilalui," katanya.
Ia berharap kondisi fisik para personel gabungan yang terlibat melakukan misi kemanusiaan ini dapat terjaga dan tetap prima, sehingga proses pencarian hingga evakuasi berlangsung dengan lancar dan para korban dapat segera ditemukan.