Harga Tiket Pesawat ke Singapura 2 Tahun Lagi Bakal Lebih Mahal, Ini Penyebabnya
JAKARTA - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi mengatakan, harga tiket penerbangan Indonesia ke Singapura akan semakin mahal.
Pasalnya, negara singa putih tersebut memberlakukan aturan penggunaan bioavtur untuk pesawat yang terbang dari negara tersebut per 1 Januari 2026.
"Terbang ke Singapura per 1 Januari 2026 nanti tiketnya akan lebih mahal. Karena apa? Pesawat kita datang ke (Bandara) Changi itu, tiket pulangnya akan jauh lebih mahal, karena sudah mewajibkan 1 perseb bioavtur," ujar Eniy yang dikutip Jumat, 5 Juli.
Eniya bilang, nantinya harga bioavtur akan dibebankan kepada harga tiket penumpang. Meski semakin mahal, Eniya justru melihat hal ini sebagai potensi bisnis yang cukup menjanjikan.
Untuk itu, kata dia, Indonesa perlu bersiap jika ingin menerapkan kewajiban yang sama untuk menggunakan bahan bahan bakar pesawat yang ramah lingkungan.
Dikatakan Eniya, saat ini perusahaan migas pelat merah milik Indonesia, Pertamina, sudah ancang-ancang untuk mencorong penggunaan palm based bioavtur di dalam negeri.
"Ini harus kita lihat sebagai satu potensi bisnis, satu challenge. Jadi kita harus benar-benar persiapkan. Sekarang sudah global, situasinya itu saling berkaitan," kata Eniya.
Untuk memantapkan langkah ini, lanjut dia, peta jalan penggunaan bioavtur sudah disiapkan di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) dan beberapa kementerian terkait turut memberikan masukan untuk penggunaan bioavtur dalam industri penerbangan Indonesia.
Baca juga:
Asal tahu saja, pengembangan bioavtur di Indonesia telah dilakukan Pertamina bersama Institute Teknologi Bandung (ITB) dengan memproduksi bahan bakar J 2.4 dengan kandungan bahan bakar nabati sebesar 2,4 persen. Uji coba juga telah dilakukan pada pesawat CN 235-220 FTB rute Bandung-Jakarta pada September 2021.
Terbaru, pada tahun 2023 Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) itu berhasil diujicobakan pada penerbangan komersial Garuda Indonesia dengan rute Bandara Internasional Soekarno-Hatta ke Bandara Internasional Adi Soemarmo.