Pesta Kesenian Bali Tampilkan Karya Tari Maestro I Wayan Rindi
JAKARTA - Para seniman dari Banjar Lebah, Desa Sumerta Kaja, Denpasar, Bali, membawakan sejumlah tarian dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-46 yang merupakan karya maestro seni dan pencipta tari Pendet I Wayan Rindi (almarhum).
"Dengan ini, generasi muda dapat menelusuri perjalanan para maestro kita. Anak-anak sekarang kan tidak tahu siapa maestro Pak Rindi tanpa dibuatkan acara seperti ini," kata budayawan I Wayan Dibia dilansir ANTARA, Minggu, 30 Juni.
Dibia menyampaikan, hal tersebut usai menyaksikan acara Rekasadana (Pergelaran) Seni Kekebyaran Karya Maestro I Wayan Rindi, Sekaa Gong Sad Guna Banjar Lebah yang dibanjiri penonton di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar.
Tari Pendet, tari Baris Kekupu, tari Legong Bapang Durga dan tari Topeng Arsa Wijaya, merupakan empat tari karya I Wayan Rindi yang dibawakan dengan sangat apik oleh pemuda-pemudi dari Banjar (dusun) Lebah, yang merupakan asal dari I Wayan Rindi.
Selain itu, juga diselingi dengan cuplikan kisah I Wayan Rindi saat sedang mengajar tari kepada anak-anak Banjar Lebah pada era sekitar 1950-an hingga 1970-an. Rindi meninggal dunia pada tahun 1976.
"Pak Rindi pernah menjadi juara I membawakan tari topeng Arsa Wijaya sekitar tahun 1968 dalam Festival Gong Kebyar di Galiran Klungkung saat bergabung dengan Sekaa Gong Sadmerta. Itu salah satu momen penting dan menjadi sangat bersejarah," ucap mantan Ketua Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar itu.
Menurut dia, maestro Rindi juga memiliki karya dengan sejumlah gerakan tari, tabuh, maupun hiasan yang khas.
"Tari Baris Kekupu itu khas sekali. Ini tari baris, namun menggunakan gelungan tari Legong, karena di Lebah saat itu memang terkenal wilayah penari Legong," kata Dibia.
Selain tari Pendet yang sudah mendunia sebagai tari penyambutan, tari Baris Kekupu juga telah ditetapkan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) secara nasional pada 2023.
Dengan ditampilkan kembali karya-karya maestro dalam Pesta Kesenian Bali diharapkan dapat mengobati kerinduan masyarakat untuk mengenang sosok I Wayan Rindi.
Para pecinta seni juga dapat mengetahui apa saja karya Wayan Rindi dan sekaligus menjadi suguhan yang luar biasa.
Dibia berharap ke depan dalam ajang PKB dapat lebih banyak menampilkan karya-karya para maestro, sekaligus dilengkapi dengan penelitian yang lebih mendalam supaya nuansa-nuansa khas yang dimiliki para maestro benar-benar terlihat.
Sementara itu, budayawan I Made Bandem menambahkan, pergelaran yang menampilkan karya-karya para maestro memang harus terus dilakukan, karena Bali banyak memiliki maestro seni yang mumpuni.
"Kita harus mampu mengisahkan itu kembali kepada generasi muda. Generasi muda sangat penting mengetahui karena tarian itu berevolusi. Kita dapat kembali melihat bentuk atau koreografi asli tari Bali," ucap Bandem yang juga kurator Pesta Kesenian Bali itu.
Menurut dia, pemerintah harus mengambil langkah untuk mementaskan karya-karya para maestro terdahulu dan jangan hanya diikutkan dalam gong kebyar, tetapi harus dipentaskan dalam acara khusus.
"Kalau bisa diadakan FGD atau diskusi dengan menghadirkan para narasumber yang memang benar-benar mengetahui sosok para maestro. Selain itu, dapat diangkat pengalaman-pengalaman sang maestro, siapa murid-muridnya, dari mana dia belajar, karena tidak mungkin ada seorang maestro tanpa belajar," ujar mantan Ketua STSI Denpasar dan Rektor ISI Yogyakarta ini.
Baca juga:
Kelihan Adat Banjar Lebah, Gusti Putu Suantara mengapresiasi Pesta Kesenian Bali sebagai ajang pesta kesenian terbesar di Bali dapat menampilkan karya maestro seni yang berasal dari Banjar Lebah.
"Para tetua kami memang banyak tokoh seni dan hingga kini kami banyak memiliki seniman. Ini menjadi kesempatan bagi kami untuk menunjukkan secara lebih luas dan regenerasi seniman pun terus berlanjut," ucapnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar Raka Purwantara mengatakan Pemkot Denpasar selama ini juga senantiasa memberikan ruang bagi karya maestro dan seniman legendaris dalam berbagai ajang budaya yang digelar.