Pemimpin Houthi Bilang Serangan Udara Amerika Serikat dan Inggris Tidak Berpengaruh
JAKARTA - Pemimpin kelompok Houthi Yaman, Abdul-Malik Al Houthi mengatakan pada Hari Kamis, serangan udara Amerika Serikat dan Inggris tidak berpengaruh kelompok tersebut, termasuk menepis serangan terhadap posisi komando dan kendali mereka.
Kelompok Houthi meluncurkan ratusan pesawat nirawak dan rudal ke kapal-kapal komersial sejak November, yang mengganggu perdagangan global, di mana 12 persen jalur perdagangan melalui Laut Merah.
"Minggu ini, delapan kapal telah menjadi sasaran 26 rudal dan pesawat nirawak," kata Al Houthi dalam pidatonya, mengatakan kelompok itu telah melakukan 153 serangan, dilansir dari The National News 21 Juni.
Ia juga menepis serangan udara Amerika Serikat terhadap posisi komando dan kendali Houthi di Yaman.
Diberitakan sebelumnya, pasukan Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan udara di wilayah Raymah di Yaman barat pekan ini. Saluran TV Al-Masirah yang berafiliasi dengan Houthi melaporkan, pesawat dari kedua negara melancarkan empat serangan terhadap kompleks pemerintah Distrik Al-Gabin.
Lebih lanjut, Al Houthi juga mengulangi klaim kelompok itu berusaha merusak atau menenggelamkan kapal induk AS USS Eisenhower. Houthi mengatakan mereka menyerang kapal seberat 100.000 ton itu, salah satu dari 11 "kapal induk super", bulan ini. Negeri Paman Sam sendiri telah membantah klaim tersebut.
Sejauh ini, Houthi telah menenggelamkan dua kapal sipil. Pertama, Kapal Rubymar sedang membawa pupuk ke Lebanon ketika diserang. Kapal berikutnya ada Tutor yang membawa batu bara dari Rusia. Kelompok itu mengklaim hanya menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel.
Beberapa kapal lain telah rusak parah di Laut Merah, termasuk Verbena milik Ukraina yang sekarang ditinggalkan. Akibat kampanye Houthi, empat pelaut sipil tewas sejauh ini.
Baca juga:
- Kim Jong-un Ajak Vladimir Putin Naik Mercedes-Benz di Kim Il-sung Square, Dari Mana Asalnya?
- Kanada Masukkan IRGC ke Daftar Teroris, Iran: Tidak Bertanggung Jawab dan Provokatif
- 39.000 Pelajar Sekolah Menengah di Gaza Gagal Ikuti Ujian Akhir Akibat Agresi Israel
- Akui Israel Tidak akan Bisa Melenyapkan Hamas, IDF: Mereka Mengakar di Hati Rakyat
Houthi mengatakan, mereka bertindak sebagai bentuk dukungan terhadap Hamas dan tidak akan menghentikan kampanyenya sampai Israel mengakhiri perang Gaza. Kelompok itu mengutuk apa yang disebutnya sebagai "agresi brutal, biadab dan kriminal Israel terhadap rakyat Palestina".
Terpisah, otoritas kesehatan Gaza pada Hari Kamis mengumumkan, jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai 37.431 jiwa, sementara korban luka-luka mencapai 85.653 orang, dikutip dari WAFA.
Akibat ketegangan di Laut Merah, volume pengiriman di perairan tersebut merosot hingga 90 persen.