Menparekraf Sandiaga Uno Ingin Jadikan Pasar Buku Kwitang sebagai Zona Khusus Wisata Literasi
JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno ingin menjadikan Pasar Buku Kwitang, Jakarta, sebagai zona khusus wisata literasi guna membantu pemajuan industri penerbitan di Tanah Air.
"Kalau kita bikin zona khusus untuk wisata literasi ini juga akan membantu untuk tetap menggeliatkan industri penerbitan," kata Sandiaga usai membagikan 420 daging kurban Kemenparekraf di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu 19 Juni.
Menurut Sandiaga, nantinya zona khusus wisata literasi Kwitang ini akan terintegrasi dengan zona pariwisata halal yang dekat dengan Islamic Center, sehingga turut memacu peningkatan wisata halal di Indonesia.
Sandiaga mengatakan, rencana pembuatan zona khusus ini dilakukan, mengingat adanya penurunan penjualan di industri penerbitan yang terlihat dari jarangnya penyelenggaraan perhelatan pameran buku internasional (International Book Fair). Padahal ia menilai, industri penerbitan memiliki peranan penting dalam berkontribusi terhadap pemajuan ekonomi kreatif, khususnya sektor film.
"Film-film yang sukses mau itu dari Netflix ataupun film-film bioskop itu justru berasal dari tulisan-tulisan yang sangat sukses, baik dalam bentuk novel maupun dalam bentuk skrip yang ada di industri penerbitan," kata dia.
Selain membuat zona khusus wisata literasi di Pasar Buku Kwitang, pihaknya juga akan memfasilitasi industri penerbitan untuk melakukan transformasi digital. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk mendorong minat baca masyarakat Indonesia.
Sebelumnya Menparekraf Sandi mengatakan ekonomi kreatif bisa menjadi penopang perekonomian Indonesia untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Baca juga:
Hal itu dikarenakan sektor ekonomi kreatif Indonesia menempati posisi ketiga di dunia, sehingga hal ini menjadi modal untuk meningkatkan pendapatan negara.
Sandiaga mengungkapkan, sektor ekonomi kreatif berhasil menyumbangkan Rp1.300 triliun kepada PDB Indonesia. Adapun terdapat tiga subsektor ekonomi kreatif menonjol yang dimiliki Indonesia, antara lain subsektor kuliner, kriya dan fesyen.
Masing-masing subsektor, lanjut dia, kuliner menyumbangkan kontribusi pada PDB sebesar 43 persen, fesyen 17 persen, dan dari kriya 15 persen.