Maksimalkan Serapan dalam Negeri, SKK Migas Bakal Sulap Gas Bumi Menjadi LPG

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan tengah mengupayakan sejumlah langkah strategis untuk mendongkrak serapan gas bumi untuk keperluan dalam negeri.

Deputi Bidang Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi menyebut ada potensi gas bumi domestik yang bsia dimanfaatkan untuk memproduksi Liquified Petroleum Gas (LPG).

"Impor LPG 2023 mungkin jumlahnya 6,8 juta metrik ton (MT). Jadi dari 9 juta MT (kebutuhan), 6,8 juta MT itu impor. Sementara ada potensi gas di domestik yang bisa dimanfaatkan untuk produksi LPG," ujar Kurnia yang dikutip Selasa 18 Juni.

Kurnia menambahkan, SKK Migas bersama Kementerian ESDM telah mengidentifikasi ada sekitar potensi gas bumi sebesar 1,5 juta MT untuk diproduksi menjadi LPG.

Namun menurutnya terdapat proses lebih lanjut untuk hal tersebut.

"Setidaknya, kita sudah petakan 1,5 juta MT per tahun yang berpotensi. Ini akan mengurangi impor LPG sekaligus mengutilisasi sumber gas dalam negeri," sambung dia.

Sebelumnya, Deputi Bidang Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo mengingatkan pelaku industri hulu migas agar tidak hanya menjual gas bumi dalam bentuk mentah. Dirinya mengingatkan, kontraktor hulu migas wajib menjual produk gas turunan yang lebih bernilai, seperti LPG.

Dirinya juga tidak menampik akan ada proses lebih panjang yang harus dilakukan, serta investasi yang lebih banyak. Tetapi dengan mengolah gas bumi sebagai LPG, ada potensi nilai atau hasil yang jauh lebih tinggi.

"Ketika bisa dilakukan zero routine flaring, dan juga optimisasi penggunaan fuel gas, apakah kemudian dari gas tersebut bisa diambil kandungan C3 dan C4 sebagai LPG, karena bisa dijual lebih mahal," sebut Wahju.

Wahju menjelaskan selama ini harga gas dijual sebesar 8 dolar AS per MMBTU. Angka itu bisa meningkat hingga 27 dolar AS per MMBTU apabila gas dikonversikan menjadi LPG.

Karena itu, tantangan industri hulu migas ialah mengkreasi potensi gas supaya memberi nilai tambah yang lebih besar. Wahju menantang seluruh kontraktor untuk melakukan konversi gas bumi menjadi produk turunan berupa LPG.