Presiden Putin Ingatkan Barat untuk Tidak Membiarkan Ukraina Menggunakan Rudalnya Menyerang Rusia

JAKARTA - Presiden Vladimir Putin memperingatkan negara-negara Barat pada Hari Selasa, anggota NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) di Eropa sedang bermain api dengan mengusulkan agar Ukraina menggunakan senjata Barat untuk menyerang jauh di dalam wilayah Rusia, yang menurutnya dapat memicu konflik global.

"Eskalasi yang terus-menerus dapat menimbulkan konsekuensi serius," kata Presiden Putin kepada wartawan di Tashkent, melansir Reuters 29 Mei.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada The Economist, anggota aliansi harus membiarkan Ukraina menyerang jauh ke Rusia dengan senjata Barat, sebuah pandangan yang didukung oleh beberapa anggota NATO tetapi tidak oleh Amerika Serikat. Meski, kemudian ia menyerahkan itu kembali ke kebijakan masing-masing anggota.

"Jika konsekuensi serius ini terjadi di Eropa, bagaimana Amerika Serikat akan bersikap, mengingat kesetaraan kita dalam bidang senjata strategis?" tanya.

"Sulit untuk mengatakan, apakah mereka menginginkan konflik global?" lanjut Presiden Putin.

Lebih lanjut Pemimpin Kremlin mengatakan, serangan Ukraina terhadap Rusia dengan senjata jarak jauh memerlukan bantuan satelit, intelijen dan militer Barat, sehingga Barat akan terlibat langsung.

Dia mengatakan, pengiriman pasukan Prancis ke Ukraina akan menjadi langkah menuju konflik global.

Berbicara mengenai anggota NATO di Eropa, Presiden Putin mengatakan negara-negara kecil di sana "harus menyadari apa yang mereka mainkan", karena mereka memiliki wilayah daratan yang kecil dan populasi yang sangat padat.

"Ini adalah faktor yang harus mereka ingat sebelum berbicara mengenai serangan jauh ke wilayah Rusia," tegas Presiden Putin.

Diketahui, sejak invasi pada Februari 2022, Rusia, yang menguasai 18 persen wilayah Ukraina, semakin maju dan membuka front baru di wilayah Kharkiv, memicu perdebatan di Barat tentang apa lagi yang dapat mereka lakukan setelah memberikan bantuan, senjata dan intelijen senilai ratusan miliar dolar kepada Kyiv.

Para pemimpin Barat dan Ukraina meremehkan peringatan Rusia mengenai risiko perang yang lebih luas yang melibatkan Rusia dengan NATO yang dipimpin oleh Amerika Serikat.

Ukraina mengatakan mereka harus mampu melakukan serangan di belakang garis Rusia, termasuk terhadap wilayah kedaulatan Rusia, untuk melawan.

Namun, para pejabat Rusia mengatakan kesabaran Moskow semakin menipis setelah berulang kali serangan Ukraina terhadap kota-kota Rusia, kilang minyak, dan dalam beberapa hari terakhir, menyasar elemen-elemen sistem peringatan dini nuklirnya.