Gubernur Kaltara dan Kemenko Marves Segera Tanda Tangani MoU Tentang Rehabilitas Mangrove

TANJUNG SELOR - Ekosistem Blue Carbon menjadi perhatian Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara).

Sebab, ekosistem tersebut mengandung banyak manfaat seperti peningkatan ekonomi masyarakat, peningkatan kualitas air, dan memberikan perlindungan wilayah pesisir.

Gubernur Kaltara, Zainal A Paliwang, mengatakan pihaknya bersama Deputi Bidang Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Nani Hendiarti, Rektor UBT Tarakan, Adri Patton dan perwakilan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama mitra atau NGO telah menyepakati hal itu pada Workshop Persiapan Penandatanganan MoU antara Kemenko Marves dan Pemprov Kaltara di Denpasar Bali, belum lama ini.

"MoU yang disiapkan oleh Kemenko Marves ini bertujuan untuk mendukung komponen 1.4 Preparation of Mangrove Blue Carbon Offset Readiness proyek Mangrove for Coastal Resilience," kata Zainal A Paliwang, Senin 27 Mei.

Zainal menyebut mangrove sebagai salah satu habitat vegetasi di perairan pantai yang dapat menangkap dan menyimpan karbon dalam jumlah yang besar.

"Artinya luasan mangrove di Kaltara akan menjadi salah satu penentu jumlah karbon yang dapat disimpan dan diserap untuk membantu mitigasi perubahan iklim," ujar gubernur.

Selain itu, Pemprov Kaltara telah mengupayakan rehabilitasi mangrove dengan rutin melaksanakan penanaman pohon bakau di wilayah pesisir di Kaltara.

"Mulai tahun 2021, Presiden Jokowi hingga Forkopimda Kaltara secara rutin melaksanakan penanaman mangrove di pesisir perairan Kaltara,"jelasnya.

"Lantaran manfaat yang diberikan mangrove sangat besar, maka upaya rehabilitasi perlu didukung tidak hanya oleh pemerintah, namun juga oleh semua pihak yang menaruh perhatian terhadap perubahan iklim salah satunya disebabkan peningkatan CO2," lanjutnya.

Gubernur berharap Kaltara mendapat dukungan sehingga mampu berkontribusi besar dalam upaya penyerapan emisi karbon melalui rehabilitasi mangrove di perairan Kaltara. Dengan luasnya potensi mangrove, Pemprov Kaltara telah menjalin kerjasama dengan mitra untuk restorasi mangrove. 

"Saya mengucapkan terimakasih kepada Kemenko Marves atas rencana kerjasama ini. Proyek blue carbon tidak hanya baik untuk menanggulangi perubahan iklim, namun juga untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat," kata dia.