Menteri Teten Sebut Konsumsi Domestik yang Kuat Berdampak Positif bagi UMKM

JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menyebut, konsumsi domestik yang masih kuat memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM.

"Konsumsi dalam negeri masih merupakan fondasi dari pertumbuhan nasional. Ini menjadi keunggulan bagi UMKM, ya, karena banyaknya konsumen membentuk pasar internal yang sangat kuat," ujar Teten dalam sambutannya pada Inabuyer B2B2G Expo 2024 di Gedung Smesco, Jakarta, Jumat, 17 Mei.

Teten menilai, penyelenggaraan Inabuyer B2B2G Expo 2024 merupakan momentum yang penting guna mendukung perluasan produk UMKM dan koperasi dalam pengadaan barang jasa pemerintah serta rantai pasok BUMN dan swasta.

"Ini yang justru penting, terutama di sisi produksi," katanya.

Menurutnya, aturan pengadaan barang dan jasa di pemerintah sebesar 40 persen itu harus bisa menyerap produk dalam negeri.

"Apalagi saat ini, ya, ekonomi enggak sedang baik-baik saja. Meskipun, Indonesia masih cukup kuat di 5 persen, tapi kami semua punya kesepakatan apakah belanja pemerintah, BUMN. Termasuk masyarakat beli produk dalam negeri, belanja di dalam negeri. Ini untuk memperkuat ekonomi kami, ya," ucapnya.

Sehingga, kata Teten, diperlukan sinergitas UMKM untuk memperkuat kemandirian ekonomi nasional. "Global sedang tidak baik-baik saja, karena itu belanjakan uang kami di dalam negeri," imbuhnya.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi di triwulan pertama dan kedua pada 2024 lebih tinggi dari triwulan IV-2023, didukung permintaan domestik yang tetap kuat.

"Pertumbuhan ekonomi di triwulan I dan II tahun 2024 diperkirakan akan lebih tinggi dari triwulan IV tahun 2023 didukung permintaan domestik yang tetap kuat dari konsumsi rumah tangga sejalan dengan Ramadan dan Idulfitri 1445 Hijriah," kata Perry di Jakarta, Rabu, 24 April.

Investasi bangunan lebih tinggi dari prakiraan, ditopang oleh berlanjutnya Proyek Strategis Nasional (PSN) di sejumlah daerah dan berkembangnya properti swasta sebagai dampak positif dari insentif pemerintah.

Secara spasial, pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah tetap baik, didukung oleh permintaan domestik, terutama konsumsi rumah tangga.

Dengan berbagai perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 diproyeksikan berada dalam kisaran 4,7 persen sampai dengan 5,5 persen.

Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah, termasuk melalui stimulus fiskal pemerintah dengan stimulus makroprudensial BI guna mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, khususnya dari sisi permintaan domestik.