Indonesia Impor Perhiasan dan Permata Terbesar dari Australia
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan Indonesia melakukan impor logam mulia perhiasan dan permata sebanyak 2.018 ton selama Januari-April 2024 atau 814 juta dolar AS.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini menyampaikan volume impor logam mulia dan perhiasan atau permata yang diimpor Indonesia pada April 2024 mencapai 562 ton, naik dibandingkan pada volume impor Maret 2024 yang hanya 293 ton. Sementara pada April 2023 hanya 350 ton.
Secara nilai, impor logam mulia dan perhiasan atau permata juga naik menjadi 248 juta dolar AS dibandingkan Maret 2024 hanya sebesar 173 juta dolar AS. Pada April 2023 nilai impornya hanya sebesar 152 juta dolar AS.
"Pada April 2024, volume dan nilai impor logam mulia dan perhiasan atau pemata Indonesia mengalami peningkatan. Mengakhiri tren penurunan beberapa bulan terakhir," katanya dalam konferensi pers, Rabu, 15 Mei.
Pudji menyampaikan impor logam mulia dan perhiasan atau pemata Indonesia selama Januari-April 2024 dari Australia mencapai 242,16 juta dolar AS atau 29,76 persen, Hong Kong sebesar 184,39 juta dolar AS atau 22,66.
Baca juga:
"Impor Logam Mulia dan Perhiasan/Permata (HS 71) sepanjang Januari—April 2024, utamanya diimpor dari Australia dengan nilai 242,16 juta dolar AS atau mencakup 29,76 persen dari total impor Logam Mulia dan Perhiasan/Permata," jelasnya.
Selanjutnya, impor logam mulia dan perhiasan atau pemata Indonesia selama Januari-April 2024 dari Swiss senilai 130,58 juta dolar AS atau 16,05 persen, Singapura sebesar 91,07 juta dolar AS atau 11,19 persen dan Negara lainnya 165,3 juta dolar AS sekitar 20,33 persen.