Puluhan Siswi di Gorontalo Lari dari Sekolah Diduga di-Bully Senior
GORONTALO - Puluhan siswi taruni di Sekolah Menengah Atas (SMA) Terpadu Wira Bhakti Gorontalo melarikan diri dari asrama sekolah, karena diduga mendapat perundungan dari senior.
Salah satu orang tua siswa, Sera, mengatakan putrinya menceritakan mereka lari dari asrama sekolah sekitar pukul 02.00 WITA melalui tembok pagar lalu berjalan kaki ratusan meter sebelum akhirnya memesan jasa angkutan untuk pergi ke rumah orang tua salah satu rekannya.
"Menurut keterangan anak saya dan rekan-rekannya, mereka lari dari sekolah karena tidak tahan dengan tekanan atau perlakuan dari senior mereka," kata Sera dilansir ANTARA, Sabtu, 11 Mei.
Para siswi kelas 10 ini sering dihukum dengan cara duduk dengan posisi kaki dilipat ke samping dalam waktu yang cukup lama.
Perlakuan lain yang dialami para siswi yaitu, mereka diwajibkan harus bergerak cepat saat dipanggil atau diperintah oleh seniornya. Bahkan karena takut melanggar batas hitungan mundur yang ditentukan senior, salah seorang siswa terjatuh dari tangga hingga menyebabkan cedera serius pada bagian rahang.
"Siswi tersebut akhirnya harus dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis," katanya.
Selain itu para taruni itu juga mengeluhkan perlakuan senior, yang sering meminta uang jajan mereka untuk membeli makanan.
Atas tekanan yang dialami tersebut kata Sera, para siswi akhirnya memutuskan bersama-sama lari dari asrama sekolah karena takut akan mendapatkan perlakuan yang bisa membahayakan keselamatan.
Baca juga:
Ia menerangkan, beberapa orang tua siswi telah melakukan musyawarah dengan pihak sekolah di salah satu rumah yang menjadi tempat para taruni tersebut bermalam.
"Saat ini mereka belum siap untuk kembali ke sekolah dan tadi sudah bersepakat dengan pihak sekolah, bahwa mereka akan kembali ke rumah keluarga masing-masing," katanya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Terpadu Wira Bhakti Marwan Potale mengatakan pihaknya telah mengambil langkah pencegahan dengan mengizinkan para taruni untuk kembali ke orang tua atau keluarganya masing-masing.
Pihak sekolah belum bisa mengambil kesimpulan terkait persoalan ini, karena para taruni masih diminta oleh orang tua mereka untuk kembali ke rumah masing-masing.
"Insyaallah hari Minggu atau Senin mereka diantar kembali ke sekolah oleh orang tuanya masing-masing. Mereka akan kita mintai keterangan untuk memastikan kejadian yang sebenarnya," kata Marwan.