Indonesia Perkuat Penerbangan Sipil di Asia Pasifik Lewat FFA di Bali
JAKARTA - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkuat penerbangan sipil di Asia Pasifik lewat pertemuan bilateral otoritas penerbangan sipil di kawasan Asia Pasifik dengan Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat yang dilaksanakan di Bali.
“Pertemuan bilateral ini bertujuan untuk memperkuat hubungan pejabat senior masing-masing negara dengan FAA, dan menegaskan kembali komitmen masing-masing negara di bidang keselamatan penerbangan,” kata Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub Mochamad Mauludin dilansir ANTARA, Senin, 6 Mei.
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan bertemu dengan otoritas penerbangan sipil di Asia Pasifik. Indonesia menjadi tuan rumah 24th FAA - Asia Pacific Bilateral Partners Dialogue Meeting.
Pertemuan yang diikuti 10 negara di Asia Pasifik tersebut berlangsung dalam acara 24th FAA - Asia Pacific Bilateral Partners Dialogue Meeting selama lima hari dari 6-10 Mei di Denpasar, Bali.
Dalam acara ini Ditjen Hubud bertemu dengan Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat, Civil Aviation Authority of Singapore (CAAS), dan Civil Aviation Administration of China (CAAC).
Tidak hanya itu, dalam kesempatan yang sama Ditjen Hubud juga menandatangani kesepakatan bersama (MoU) dengan Authority Aviation Civil Timor-Leste (AACTL) dan Boeing.
Penandatanganan antara Ditjen Hubud dan The Boeing Company (Amerika Serikat) secara khusus untuk bidang pesawat komersial merupakan kelanjutan dari implementasi kerja sama industri penerbangan sipil yang ditandatangani pada bulan Oktober 2023, kedua belah pihak sepakat untuk membentuk Perjanjian Informasi Kepemilikan (Proprietary Information Agreement).
“Perjanjian ini akan mencakup berbagai ruang lingkup kerja sama yang mencakup aspek kelaikan udara, operasi penerbangan, peningkatan kapasitas, layanan navigasi udara, transportasi udara, perekonomian, hingga inisiatif penerbangan berkelanjutan,” kata Mauludin.
Sementara itu penandatanganan MoU antara Ditjen Hubud dengan AACTL didorong atas keinginan yang sama kedua negara untuk mengambil bagian dalam mencapai target global sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Keselamatan Penerbangan Global ICAO yaitu meningkatkan kolaborasi di tingkat regional dalam memperkuat pengawasan keselamatan.
Baca juga:
- Joe Biden Bakal Telepon Netanyahu di Tengah Tensi Tinggi Maklumat Evakuasi Pra Operasi Militer di Rafah
- OPM Berulah di Distrik Borme Pegunungan Bintang, Bawa Senpi Rampas HP Warga Saat Ibadah Gereja
- Ratusan Pengunjuk Rasa Pro Palestina Gelar Demo di Tokyo
- SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp200 Juta Pakai Duit Kementan, Dipajang di NasDem
Kerja sama teknis antara Indonesia dan Timor Leste dalam bidang bantuan teknis telah dilakukan selama beberapa tahun terakhir. Proyek bantuan pertama adalah registrasi dan sertifikasi pengoperasian Airbus 320 yang selesai pada tahun 2022.
Sebagai tindak lanjut kerja sama tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk membentuk organisasi yang lebih terstruktur melalui MoU Technical Cooperation and Technical Assistance on Airworthiness and Aircraft Operation.
“Kami berharap pertemuan antara negara dan penandatanganan MoU ini dapat semakin memperkuat kerjasama antar otoritas penerbangan sipil di Asia Pasifik untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan penerbangan sipil,” kata Mauludin.