Solana Diramal Bakal Masuk 3 Besar Kripto Setelah Bitcoin dan Ethereum
JAKARTA – Kemajuan pesat Solana (SOL) telah menarik perhatian para investor dan analis di seluruh dunia. Raksasa investasi global Franklin Templeton meyakini bahwa Solana memiliki potensi untuk menjadi “mata uang kripto utama ketiga” setelah Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH).
Dalam analisis terbarunya, unit aset digital Franklin Templeton mencatat bahwa jaringan Solana telah mengalami peningkatan signifikan dalam total biaya dan volume pertukaran terdesentralisasi (DEX) selama setahun terakhir. Dengan biaya transaksi yang rendah, latensi terendah, dan throughput data tertinggi, Solana memposisikan diri sebagai pemain yang menonjol dalam ekosistem kripto.
“SOL diperdagangkan pada 143.34 dolar AS (Rp2.084.502,00) saat ini. Meskipun mengalami penurunan lebih dari 22% dalam sebulan terakhir, Solana tetap menjadi aset kripto peringkat kelima berdasarkan kapitalisasi pasar,” kata analis Franklin Templeton.
Selain itu, Solana unik dalam memenuhi syarat untuk menjadi pusat adopsi dalam beberapa sektor kripto. Ini termasuk infrastruktur fisik terdesentralisasi (DePIN), pembayaran, kompresi token non-fungibel (NFTs), dan buku pesanan limit terpusat (CLOBs). Aktivitas dalam jaringan Solana diperkirakan akan semakin meningkat dalam beberapa bulan mendatang, terutama karena potensi airdrop dan kebangkitan mania memecoin.
“Ekosistem Solana memiliki lebih banyak airdrop yang diharapkan dalam beberapa bulan mendatang, yang akan terus meningkatkan efek kekayaan pada ekosistem. Selain itu, aktivitas memecoin belum menunjukkan tanda-tanda melambat di jaringan,” tambah analis.