Suku Bunga Acuan Naik, BI Prediksi Rupiah Akan Mulai Turun di Kuartal III 2024

SAMOSIR - Bank Indonesia memproyeksikan nilai tukar rupiah akan menguat terhadap dolar AS pada rata-rata Rp16.200 per dolar AS pada kuartal II 2024, Rp16.000 per dolar AS pada kuartal III 2024, dan Rp15.800 per dolar AS pada kuartal IV 2024.

Asisten Gubernur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono, menjelaskan, kebijakan untuk menaikkan BI-Rate 25 bps menunjukkan adanya risiko ketidakpastian yang tidak begitu besar. Namun, tetap perlu direspons dengan kebijakan preemtive dan forward looking.

”Disebutkan sebagai upaya preemtif dan forward looking supaya dampaknya (ketidakpastian) tidak keterusan. Ada beberapa potensi risiko yang harus diantisipasi dan supaya tidak terjadi, kita respons sekarang. Jadi, bukan berdasarkan jangka pendek,” katanya di sela-sela acara diskusi Perkembangan Ekonomi Terkini dan Respon Bauran Kebijakan BI, di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Minggu, 28 April.

Adapun dalam sebulan terakhir, dolar AS menguat terhadap berbagai mata uang lainnya, termasuk rupiah. Perkembangan ini menyusul bank sentral Amerika Serikat yang memberikan sinyal akan mempertahankan suku bunga acuan tinggi lebih lama.

Menurut Erwin perubahan ini terjadi lantaran inflasi AS masih di atas target 2 persen dan, memanasnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang menambah risiko lonjakan harga minyak dunia.

Erwin menyampaikan kenaikan suku bunga BI-Rate dibutuhkan untuk membuat imbal hasil obligasi pemerintah lebih menarik dibandingkan dengan negara berkembang lainnya.

Menurut Erwin jika BI-Rate tidak dinaikkan, dikhawatirkan akan ada aksi jual oleh investor asing pada portofolionya yang akan semakin deras.

”BI sudah melakukan intervensi melalui valas yang ada di cadangan devisa. Hanya saja, tidak mungkin terus-terusan mengandalkan itu. Apalagi, ada eskalasi ketidakpastian, termasuk geopolitik, sehingga kami menilai sudah saatnya BI Rate dinaikkan,” ujar Erwin.