Rusia Bakal Dorong Pasukan Ukraina dan Perluas Zona Penyangga Jika AS Kirim Rudal Jarak Jauh
JAKARTA - Kremlin pada Hari Rabu mengatakan, Rusia bakal mendorong pasukan Ukraina lebih jauh ke belakang dan memperluas apa yang dianggapnya sebagai "zona penyangga", jika Kyiv menerima pengiriman sistem peluru kendali canggih ATACMS dari Amerika Serikat.
Gedung Putih Oktober tahun lalu mengatakan, pihaknya telah memberi Kyiv ATACMS yang mampu mencapai target hingga jarak 165 kilometer (102 mil).
Hari Senin, Presiden Ukraina Volodymr Zelensky mengatakan Kyiv akan menerima ATACMS jarak jauh dan berterima kasih kepada Washington.
Namun, paket bantuan baru Negeri Paman Sam yang sedang dipersiapkan setelah rancangan undang-undang bantuan yang telah lama tertunda disetujui oleh Kongres, diperkirakan mencakup ATACMS dengan jangkauan yang lebih jauh, hingga 300 km (186 mil).
Hal ini meningkatkan kemungkinan Ukraina menggunakan rudal-rudal tersebut untuk menyerang sasaran yang lebih dalam di wilayah yang dikuasai pasukan Rusia, khususnya di Krimea yang dicaplok Rusia.
Ketika ditanya pada Hari Rabu tentang langkah tersebut, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan sikap Rusia, yang telah dikemukakan beberapa kali, tidak berubah.
"Tidak ada perubahan dalam hal ini," kata Peskov, dilansir dari Reuters 25 April.
Bulan lalu, Kremlin mengatakan satu-satunya cara untuk melindungi wilayah Rusia dari serangan Ukraina, yang menurut mereka mencakup empat wilayah yang telah dianeksasi Moskow dari Ukraina, adalah dengan memiliki "zona penyangga" sehingga wilayah tersebut berada di luar jangkauan tembakan Ukraina.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan tahun lalu, pasukan Rusia akan menanggapi pengiriman senjata jarak jauh Barat ke Kyiv dengan mencoba mendorong pasukan Ukraina lebih jauh dari perbatasannya.
Terbaru, Amerika Serikat secara diam-diam mengirimkan rudal jarak jauh ke Ukraina untuk digunakan dalam pertempuran melawan Rusia dalam beberapa pekan terakhir, sudah dua kali digunakan dalam serangan, kata seorang pejabat Hari Rabu.
Rudal-rudal tersebut termasuk dalam paket bantuan militer senilai 300 juta dolar AS untuk Ukraina yang disetujui oleh Presiden AS Joe Biden pada 12 Maret, kata pejabat AS yang tidak mau disebutkan namanya, tanpa menyebutkan berapa banyak rudal yang dikirim.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan dalam pengarahan kepada wartawan, membenarkan "sejumlah besar" rudal telah dikirim ke Ukraina dan mengatakan "kami akan mengirimkan lebih banyak lagi."
Dia mengatakan, Ukraina telah berkomitmen untuk hanya menggunakan senjata di wilayah Ukraina, bukan di Rusia.
Baca juga:
- AS Diam-diam Kirim Rudal ATACMS Jarak Jauh ke Ukraina, Sudah Dua Kali Digunakan di Medan Perang
- Jenazah di Kuburan Massal RS Nasser Bertambah Jadi 344, Kepala Pertahanan Sipil: Sebagian Besar Terpotong
- PBB Serukan Penyelidikan Internasional Penemuan Kuburan Massal di RS Gaza yang Digerebek Israel
- Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan karena Dugaan Suap: Korupsi di Medan Perang hingga Beli Berlian
Beberapa dari rudal tersebut dimasukkan dalam paket senjata senilai 1 miliar dolar AS untuk Ukraina yang disetujui Presiden Joe Biden pada Hari Rabu, kata Sullivan.
Rudal-rudal tersebut digunakan untuk pertama kalinya pada dini hari tanggal 17 April, diluncurkan ke sebuah lapangan terbang Rusia di Krimea yang berjarak sekitar 165 km (103 mil) dari garis depan Ukraina, kata pejabat tersebut.
Pejabat itu mengatakan Ukraina menggunakan senjata itu untuk kedua kalinya dalam semalam melawan pasukan Rusia di Ukraina tenggara.
Diketahui, ATACMS (Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat) dipasang di truk dan dapat melaju dengan kecepatan Mach 3, jauh lebih cepat daripada rudal jelajah Inggris dan Prancis yang saat ini ada di gudang senjata Ukraina.