Ada Konflik Iran-Israel, Jubir KPUPR: Kami Belum Dengar Analisa Kemenkeu
JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) angkat bicara soal keberlanjutan rumah subsidi melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) imbas dari adanya konflik antara Iran-Israel.
Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil kajian dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) soal hal tersebut.
"Kan, kami belum dengar analisanya dari Kemenkeu. Kami lagi hitung ulang berbagai risiko, ya. Ini kami mitigasi semua ke situ," ujar Endra kepada wartawan saat ditemui usai agenda Halalbihalal di kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa, 16 April.
Endra pun belum dapat mengungkapkan dampak dari gejolak kedua negara tersebut terhadap pembangunan infrastruktur di Tanah Air.
"Kami belum tahu, mudah-mudahan nggak ada dampaknya, ya. Kami belum tahu karena ini, kan, masih dikaji. (Tanya) ke Kementerian Keuangan. Kami, kan, di hilir," katanya.
Menurut Endra, dampak dari gejolak di Timur Tengah itu baru akan terlihat dalam waktu 1 bulan ke depan. Dia pun berharap dampaknya tak terlalu signifikan terhadap pembangunan infrastruktur di Tanah Air.
"(Dampaknya) 1 bulan, lah, kami baru bisa lihat. Kami sudah beberapa kali alami seperti itu, ya, eskalasi. Kemudian juga skenario paling buruk kami juga pernah alami. Artinya, kami sudah alami semua, lah. Mudah-mudahan ini nggak (ada dampaknya)," imbuhnya.
Sekadar informasi, Iran meluncurkan puluhan rudal dari wilayahnya menuju Israel pada Sabtu, 13 April malam.
Militer Israel mengklaim 99 persen peluru kendali/misil yang ditembakkan Iran berhasil dicegat.
Baca juga:
Hanya “sejumlah kecil” rudal balistik yang mencapai wilayah negara itu, kata juru bicara Pasukan Pertahanan Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, dilansir CNN.
Rudal balistik yang tersisa, rudal jelajah dan semua drone dicegat sebelum mencapai wilayah Israel, imbuhnya.
Sekitar 170 drone, lebih dari 30 rudal jelajah dan lebih dari 120 rudal balistik diluncurkan ke Israel oleh Iran, katanya, sebagian besar dicegat oleh Angkatan Udara Israel dan “mitra” Israel.
Rudal balistik yang mencapai Israel jatuh di Pangkalan Udara Nevatim di Israel Selatan, kata Hagari, seraya menambahkan rudal tersebut hanya menyebabkan kerusakan struktural ringan.
Pangkalan itu berfungsi dan melanjutkan operasinya setelah serangan itu, dan pesawat-pesawat terus menggunakan pangkalan itu, tambahnya.
Beberapa senjata yang diluncurkan ke Israel ditembakkan dari Irak dan Yaman, sambung Hagari.