Berbeda dengan Polisi, Saksi Utama Ungkap Kronologis Sebenarnya Kasus Pembunuhan Penjaga Toko di Tangerang
TANGERANG - Kasus pembunuhan penjaga toko, Resy Ariska yang diduga dilakukan Nada Diana di Jalan Borobudur, Kepala Dua, Kabupaten Tangerang terungkap beberapa kejanggalan. Hal ini pun dikatakan saksi di lokasi dan keluarga korban.
Saksi, Radit mengatakan umpatan kotor sebelum terjadinya pembunuhan sebanarnya bukan di lontarkan korban terhadap tersangka. Melainkan sebaliknya.
“Awalnnya gegara sepatu. Dia (pekaku) masukkan, ibu bilang ‘mohon maaf lepasin sepatunya’ nah dia (pelaku) nih engga terima, terus bilang ‘Tahi’ dia. Direspons akhirnya ribut,” kata Radit saat ditemui di kawasan Cibodas, Kota Tangerang, Minggu, 7 April.
Setelah bertengkar, akhirnya mereka dipisahin oleh warga sekitar. Tak lama Nada kembali ke mobilnya kemudian menghampiri korban dan menusukkan sebanyak satu kali hingga tewas di tempat.
“Abis itu penjaga konter (sebelah TKP) mau nangkep pelaku. Dia ngancem sambil pegang pedang,” katanya.
Sementara itu, keterangan kepolisian justru ada perbedaan dibagian umpatan kotor.
Kapolsek Kelapa Dua Kompol Stanlly Soselisa mengatakan yang melontarkan umpatan kotor yakni korban terhadap tersangka. Sehinggga pelaku terpancing emosi, alhasil dia menusukkan korban dengan pedang.
Ia menyebut motif pelaku melakukan aksi pembunuhan terhadap korban. Lantaran Nada sakit hati dengan perkataan korban.
“Sakit hati dan tersinggung karena dikatain Tahi,” kata Stanlly kepada wartawan di Polsek Kelapa Dua, Selasa, 2 April.
Stanlly menjelaskan kejadian itu berawal dari pelaku yang tiba di toko baju milik korban di jalan Borobudur, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.
Saat itu pelaku masuk menggunakan sendal. Padahal ketika itu korban tengah membersihkan lantai tokonya. namun DN tidak bersedia melepasnya, sehingga terjadi cekcok.
Sontak, korban kesal dan mengucapkan kata-kata kasar. alhasil membuat pelaku tersinggung.
“Saat itu tersangka mendengar "Tahi” lalu dengan hinaan tersebut membuat tersangka tersinggung, dan kembali kepada korban menanyakan yang diucapkan korban,” katanya.
“Tersangka hingga terjadi cekcok mulut dan terjadi cakar-cakaran,” sambungnya