Laba PT SMI Turun Tipis Jadi Rp2,08 Triliun di 2023, Ini Penyebabnya
JAKARTA - PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau PT SMI mencatatkan laba bersih senilai Rp2,08 triliun sepanjang 2023.
Angka itu tercatat menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp2,16 triliun.
"Memang laba bersih pada 2023 ada sedikit penurunan dibandingkan laba sebelumnya di 2022. Tapi, laba komprehensif mengalami kenaikan 11,61 persen," ujar Direktur Operasional dan Keuangan PT SMI Darwin T. Djajawinata dalam media briefing di kantornya, dikutip Kamis, 28 Maret.
Berdasarkan data paparannya, posisi laba komprehensif PT SMI mencapai Rp2,32 triliun pada 2023. Jumlah itu naik dibandingkan laba komprehensif pada 2022 yang sebesar Rp2,07 triliun.
Darwin mengungkapkan, menurunnya laba pada 2023 dikarenakan pada 2022 perseroan melalukan divestasi Jasamarga Semarang Batang.
"Ini karena sebelumnya memang pada 2022 kami ada divestasi dari kepemilikan saham kami di Jasamarga Semarang Batang. Waktu 2022 itu, kami memberikan kontribusi sekitar Rp300 miliar," katanya.
Di samping itu, Darwin pun kembali mendapatkan mandat dari Direktur Utama PT SMI Edwin Syahruzad untuk tetap mempertahankan target laba bersih di angka Rp2 triliun pada 2024 ini.
"Saya disuruh Pak Edwin pokoknya laba bersih tidak boleh kurang dari Rp2 triliun, itu yang akan jadi target kami. Pastinya kami akan terus berupaya untuk bisa melebihi capaian 2023," ucap dia.
Selain itu, pada 2023 PT SMI mampu membukukan pendapatan senilai Rp7,6 triliun.
Jumlah itu meningkat dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp6,2 triliun.
Dia mengatakan, pendapatan kotor perseroan pada 2023 juga naik dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 21,4 persen atau naik dari posisi Rp3,1 triliun di 2022 menjadi Rp3,8 triliun pada 2023.
Baca juga:
Kemudian pada 2023, aktivitas pembiayaan dan investasi PT SMI juga telah berkontribusi pada pembangunan proyek infrastruktur senilai Rp727,3 triliun.
Adapun komitmen pembiayaan di sepanjang 2023 mencapai Rp137,7 triliun. Sedangkan, angka outstanding pembiayaan dan investasi adalah sebesar Rp91,3 triliun.
Selanjutnya, untuk gross disbursement tahun 2023 adalah Rp15,3 triliun, yang terdiri dari disbursement ke badan usaha senilai Rp15 triliun dan ke pemerintah daerah sebesar Rp255 miliar.