Eri Cahyadi Sudah Kumpulkan Usulan Calon Penerima Bantuan Gamis Satu Sarjana

SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan sudah mengumpulkan seluruh usulan calon penerima program bantuan Satu Keluarga Miskin (Gamis) Satu Sarjana dari masing-masing RT/RW.

"Pendataannya sudah selesai, nanti kami cek. Kami lihat dan menyepakati dengan RT/RW-nya," kata Eri di Balai Kota Surabaya dilansir ANTARA, Senin, 25 Maret.

Ia menyebut usulan yang masuk itu saat ini dilakukan verifikasi data, kemudian dikelompokkan menjadi beberapa desil untuk diambil 200 calon penerima.

Melalui mekanisme tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan menetapkan keluarga miskin yang berhak masuk ke dalam program Satu Gamis Satu Sarjana.

Pemkot Surabaya mengambil keluarga dengan tingkatan perekonomian terendah untuk diberikan sentuhan bantuan pendidikan itu.

"Dilihat dari kondisi rumahnya bagaimana, dia punya kendaraan, misalnya sepeda motor atau tidak. Kondisi itu mempengaruhi penilaian," ujar Eri.

Selain itu, pendataan juga mencakup besaran pengeluaran setiap bulan masing-masing gamis.

"Seperti listriknya berapa satu bulan, kalau sudah ketemu terus dihitung," ucapnya.

 

Eri mengatakan setiap keluarga nantinya akan diminta untuk memilih satu anaknya yang biaya pendidikannya ditanggung penuh oleh Pemkot Surabaya.

"Terserah keluarganya kalau itu. Jadi kalau yang dipilih anaknya dari SD, maka dari SD dibiayai sampai sarjana. Tetapi dari data yang kemarin kebanyakan anaknya itu dari SMA," kata dia.

Kemudian, 200 penerima bantuan pendidikan ditempatkan di dalam satu asrama yang sama.

"Tempatnya itu sudah siap mulai kamar sampai tempat makan," ujar dia.

Eri mengatakan, prioritas pendidikan yang diberikan kepada peserta Satu Gamis Satu Sarjana itu adalah vokasi.

"Kami ingin mereka setelah lulus sudah langsung bekerja, bukan malah lulus tetapi menjadi pencari kerja," katanya.

Program Satu Gamis Satu Sarjana siap diluncurkan pada bulan Mei 2024. Program tersebut diharapkan bisa menekan angka kemiskinan di kota setempat.

"Semoga bisa menjadi jalan anak-anak mengubah nasib ke arah yang lebih baik," tutur Eri Cahyadi.