Laporan Doni Monardo ke Jokowi: Kerugian Ekonomi Akibat Bencana Rp22,8 Triliun Per Tahun
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyebut Indonesia mengalami kerugian ekonomi senilai Rp22,8 triliun setiap tahun akibat bencana.
Hal ini Doni katakan dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) Tahun 2021 yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta Pusat.
"Ibu Menteri Keuangan menyebutkan bahwa setiap tahun kita mengalami kerugian ekonomi akibat bencana rata-rata 22,8 triliun rupiah per tahun. Angka yang sangat besar," kata Doni dalam Rakornas PB yang ditayangkan Youtube BNPB Indonesia, Rabu, 3 Maret.
Belum lagi, Indonesia mesti menghadapi korban jiwa yang meninggal dunia akibat bencana. BNPB mencatat korban jiwa akibat bencana dalam 10 tahun terakhir, rata-rata 1.183 jiwa meninggal akibat bencana.
Kata Doni, Bank Dunia melabeli Indonesia masuk dalam salah satu dari 35 negara dengan tingkat resiko ancaman bencana paling tinggi di dunia.
Baca juga:
- Imbauan Polisi untuk Warga Manado: Waspada Jalan Licin dan Pohon Tumbang
- Ombak Pasang di Manado Meluap ke Jalanan hingga Masuk Mal, Ini Penjelasan BMKG
- Gelombang Pasang di Manado Meluap ke Mantos dan Megamas, Sampah Ikut Terbawa Arus
- Semua Punya Pengaruh dalam Perubahan Iklim, Tapi yang Kaya Raya Memiliki Lebih Banyak Cara Selamatkan Bumi
Dalam setahun terakhir, dari awal Februari 2020 hingga Februari 2021, BNPB mencatat ada 3.253 kali kejadian bencana di Indonesia.
"Ini artinya setiap hari ada 9 kejadian bencana di Indonesia. Apakah itu gempa, tsunami, erupsi gunung berapi, karhutla, banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin puting beliung, setiap bencana selalu diikuti kehilangan harta benda dan korban jiwa," ucap Doni.
Namun, Doni menegaskan pemerintah tidak tinggal diam. Presiden Joko Widodo, kata Doni, telah memberikan arahan pada Rakornas PB tahun lalu di Sentul, Jawa Barat.
Jokowi memerintahkan seluruh instansi pemerintah, TNI-Polri dan pemerintah daerah harus bersinergi melakukan berbagai upaya pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan.
"Arahan bapak presiden tersebut sudah sedang dan terus kami laksanakan melalui pendekatan kolaborasi pentahelix, pemerintah bersama akademisi, dunia usaha, komunitas, relawan, dan media. Terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan mulai dari tingkat individu, keluarga dan masyarakat," pungkasnya.
Rakornas PB hari ini juga digelar secara virtual dan dihadiri oleh para menteri, pimpinan lembaga, gubernur, bupati, wali kota, perwakilan dunia usaha, pakar, akedemisi, organisasi masyarakat, relawan bencana, serta satuan tugas PPKM mikro.