Korsel Minta Dukungan NATO Cegah Provokasi Korea Utara
JAKARTA - Menteri Pertahanan Korea Selatan Shin Won-sik bertemu dengan Komandan Tertinggi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jenderal Christopher Cavoli untuk meminta dukungan dalam mencegah provokasi Korea Utara.
“Menteri Pertahanan Shin menekankan mengenai pentingnya koordinasi internasional mengenai isu-isu di Semenanjung Korea serta meminta perhatian dan dukungan NATO untuk mencegah provokasi Korea Utara,” kata pernyataan resmi Kementerian Pertahanan Korea Selatan di Seoul dilansir ANTARA dari Yonhap-OANA, Kamis, 29 Februari.
Korea Selatan mewaspadai potensi provokasi Korea Utara jelang pemilihan umum parlemen yang berlangsung April mendatang, seiring pemimpin Korea Utara Kim Jong-un yang menyatakan bahwa Korea Selatan adalah musuh abadi dan menghapus peta Semenanjung Korea dari aneka website resmi.
Selain membahas upaya meningkatkan hubungan antara Korea Selatan dengan NATO dan situasi keamanan di Semananjung Korea, kedua belah pihak mengevaluasi kolaborasi yang berkembang dalam latihan militer, keamanan siber, dan kemampuan kimia, biologi, dan radioaktif.
Menteri Shin juga membuat kesepakatan dengan Komandan Tertinggi NATO Christopher Cavoli untuk memperluas kerja sama pertahanan dengan meningkatkan hubungan pertahanan di bawah Program Kemitraan yang Disesuaikan Secara Individual.
Kemitraan bilateral yang telah ditandatangani sejak Juli 2023 itu menguraikan kerja sama di 11 bidang mulai dari antiterorisme dan nonproliferasi hingga teknologi baru dan pertahanan siber.
Jenderal Cavoli menggarisbawahi pentingnya kerja sama pertahanan antara Korea Selatan dan NATO serta setuju untuk meningkatkan kerja sama antara kepemimpinan militer kedua belah pihak.
Adapun kunjungan tersebut menandai kunjungan pertama komandan tertinggi NATO ke Korea Selatan yang melambangkan meningkatnya peran negara tersebut dalam dinamika keamanan global.
Kunjungannya terjadi pada saat Korea Selatan menjadi sorotan karena kemampuannya memproduksi artileri dan sistem pertahanan udara yang didambakan oleh Ukraina ketika pasukannya kekurangan amunisi dan bantuan asing tidak seimbang di tengah perang berkepanjangan dengan Rusia
Pejabat Seoul dan Washington menuduh Korea Utara memasok amunisi dan pasokan lainnya ke Rusia untuk perang di Ukraina dan mengecam transfer senjata tersebut karena melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang perdagangan senjata dengan Pyongyang.