Jika Jadi Wapres, Gibran Akui Tetap Kawal 17 Prioritas Pembangunan di Solo

JATENG - Wali Kota (Walkot) Surakarta Gibran Rakabuming Raka memastikan akan tetap mengawal 17 prioritas pembangunan di Kota Solo meski dirinya nanti tidak lagi menjabat sebagai kepala daerah tersebut.

"Saya akan tetap mengawal 17 prioritas pembangunan. Saya yakin Solo ke depan akan lebih baik lagi, saya mohon doanya agar semua bisa berjalan baik," kata Gibran, di Solo, Kamis 29 Februari, disitat Antara.

Ia mengatakan ke depan jika Masjid Sriwedari dan Benteng Vastenburg sudah mulai dikerjakan, maka akan menjadi 19 prioritas pembangunan.

"Gambarnya sudah ada di meja saya, tapi belum bisa kami paparkan sekarang. Menunggu semuanya clean and clear dulu," katanya pula.

Dia mengatakan saat ini salah satu proyek yang tengah dikerjakan, yakni pembangunan Rumah Sakit (RS) Emirates Hospital yang ada di kawasan Solo Technopark.

Untuk infrastruktur ini, kata dia, merupakan proyek dari Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA). Dengan dibangunnya proyek ini, menurut dia, pembangunan Islamic Center ditunda untuk sementara waktu.

"Islamic Center bukan disetop tapi kami prioritaskan dulu untuk pembangunan Rumah Sakit Emirates Hospital yang ada di Technopark dibangun dulu. Bulan Agustus selesai," katanya lagi.

Selanjutnya, akan dilanjutkan pembangunan Islamic Center.

"Ini bukan dihentikan tapi kami tukar prioritas saja, karena saya yakin yang namanya masalah kesehatan juga menjadi prioritas untuk Kota Solo," tuturnya.

Menurut dia, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan selama sisa masa jabatannya. Selain infrastruktur juga pendapatan asli daerah (PAD), angka kemiskinan, pengangguran, angka harapan hidup, dan indeks pembangunan manusia (IPM).

"Sebetulnya IPM sudah tinggi, tapi tetap harus ditingkatkan lagi," tuturnya.

Selain itu, untuk angka kasus stunting di Solo juga masih harus diperhatikan. Terkait hal itu, menurutnya lagi, Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa fokus mengedukasi hal itu.

"Beliau luar biasa, angka stunting sudah sangat terkendali. Saya yakin suatu saat bisa dinolkan karena banyak bantuan dari CSR swasta yang juga sangat luar biasa," tandasnya.